Manuver Jokowi Bangkitkan Ekonomi Indonesia di Tengah Krisis Diacungi Jempol

17 Desember 2022 15:12

GenPI.co - Manuver yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangkitkan ekonomi Indonesia di tengah krisis global diacungi jempol oleh pengamat.

Rosdiana Sijabat, pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Atma Jaya itu memberikan apresiasi kepada manuver jitu yang telah dilakukan Jokowi.

Jokowi yang telah membuka pintu selebar-lebarnya bagi para investor di Indonesia dinilai tepat oleh Rosdiana.

BACA JUGA:  Beri Peringatan ke Uni Eropa, Sikap Tegas Jokowi Diapresiasi Pengamat

Pasalnya, Rosdiana menilai dengan kebijakan yang diambil Jokowi itu, jutaan lapangan kerja tercipta untuk masyarakat.

Langkah Jokowi itu dinilai jitu, karena terjadi di tengah krisis dunia akibat peperangan, pandemi Covid 19 yang belum sepenuhnya pulih, dan hampir semua negara di dunia saat ini sedang berusaha untuk menarik investasi dari luar, termasuk Indonesia.

BACA JUGA:  Dampingi Jokowi, Menko Airlangga Hadiri KTT ASEAN-Uni Eropa

“Saya melihat sebenarnya realisasi investasi sampai kuartal III tahun 2022 sebesar Rp168 triliun ini relatif baik. Jadi kalau dilihat investasi asing langsung atau FDI naik sekitar di atas 60 persen secara tahunan,” ujar Rosdiana dari rilis yang diterima GenPI.co, Sabtu (17/12).

Menurut Rosdiana, kebijakan pemerintah menciptakan lingkungan dan ekosistem investasi terutama investasi asing yang sifatnya friendly atau ramah kepada investor harus terus diperhatikan dan dipertahankan.

BACA JUGA:  Pengamat Beberkan Beda Isu Perpanjangan Masa Jabatan Presiden di Era SBY dan Jokowi

“Melalui berbagai insentif fiskal untuk menarik investasi, kemudian juga tentu pemerintah sudah banyak melakukan berbagai perubahan termasuk Omnibus Law dan lain-lain. Tapi ekosistem investasi di Indonesia masih banyak yang perlu diperbaiki terkait masalah perizinan birokrasi dalam pengadaan lahan,” ucapnya.

Meski perang Rusia dan Ukraina berakibat krisis di benua Eropa, Rosdiana menilai hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia.

Namun, saat ini investor asing yang masuk ke dalam negeri lebih dominan berasal dari negara Asia. Artinya potensi konflik yang berdampak pada ekonomi di Eropa itu memang menjadi tantangan bagi Indonesia.

“Sebenarnya Indonesia masih bisa menarik potensi investasi asing dari negara-negara Asia yang cukup baik, karena justru investor investasi asingnya itu dari Asia, kebanyakan dari Singapura, China kemudian Jepang dan lain-lain,” ujarnya

Selain itu, Rosdiana mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen harus bisa memberikan landasan untuk meningkatkan realisasi investasi.

Tidak lagi hanya Rp1.200 triliun, sebagaimana perintah Presiden Jokowi kepada Kementerian Investasi/BKPM, tapi harus melampaui nominal tersebut pada tahun 2023.

“Mungkin mencapai Rp1.400 triliun agar kita bisa merealisasikan pertumbuhan ekonomi sampai sekitar 5 persen dan menurunkan tingkat pengangguran dan juga angka kemiskinan,” ungkapnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co