GenPI.co - Insiden penembakan yang dilakukan secara tidak sengaja oleh Alec Baldwin berbuntut pada munculnya pelarangan pistol dan senjata api lainnya saat syuting film.
Hal ini diserukan untuk mewujudkan keselamatan di tempat kerja selama produksi film.
Dilansir dari AFP pada Senin (25/10), sebuah petisi diluncurkan di situs web change.org mengenai pelarangan tersebut.
Petisi tersebut telah mengumpulkan lebih dari 15.000 tanda tangan, sejak Minggu (24/10) waktu setempat.
“Perubahan perlu terjadi sebelum nyawa berbakat tambahan hilang,” kata teks petisi yang diluncurkan oleh penulis skenario dan sutradara Bandar Albuliwi.
Sebelumnya, sinematografer Halyna Hutchins meninggal dunia akibat tembakan pistol Alec Baldwin di lokasi syuting film Rust di Bonanza Creek Ranch AS, pada Kamis (21/10) waktu setempat.
Selain Hutchins, sutradara Joel Souza juga terluka akibat tembakan dan menjalani perawatan.
Insiden ini rupanya bukan yang pertama kali tersejadi. Sebelumnya, pada 1993, aktor Brandon Lee juga ditembak oleh pistol yang berisi peluru asli saat syuting fil The Crow.
Putra dari legenda seni bela diri Bruce Lee itu pun tewas akibat kejadian tersebut.
Sementara itu, Senator negara bagian California, Dave Cortese, menyampaikan bahwa pihaknya berencana untuk mengeluarkan undang-undang yang melarang penggunaan senjata api untuk set film dan produksi teater di negara bagian.
“Ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi pelanggaran kerja yang mengkhawatirkan dan pelanggaran keselamatan yang terjadi di lokasi produksi teater,” kata Cortese, dikutip dari The Washington Post, Senin (25/10).
Selain itu, sutradara Craig Zobel menyarankan untuk menggunakan tembakan digital yang bisa dilakukan pascaproduksi.
“Ada komputer sekarang. Tembakan (pada seri saya) semuanya digital. Anda mungkin bisa tahu, tapi siapa yang peduli? Ini adalah risiko yang tidak perlu,” tulis Zobel lewat akun Twitternya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News