GenPI.co - Saat itu hujan deras mengguyur hampir seluruh Jabodetabek, termasuk di kampusku di Jakarta.
Namaku Elisa. Saat itu awan sudah mendung, tetapi aku tidak bisa pulang.
Aku menunggu kekasihku, Joel. Dia sedang ditunggu deadline tugas dari dosennya.
Kami berdua satu kampus berbeda fakultas. Aku ekonomi, Joel komunikasi.
Aku menunggu Joel di kantin kampus sambil menyeruput minuman cokelat hangat. Maklum, sepertinya mau hujan.
"Yuk," seru Joel kepadaku.
Kami berdua akhirnya pulang. Joel mengantar ke rumah yang menjadi tempat indekos aku yang jaraknya kurang lebih 2 kilometer dari kampus.
Di tengah perjalanan hujan deras, angin pun bertiup kencang. Namun, itu tidak berlangsung lama karena kami sudah sampai rumah indekos.
Karena kami berdua pulang dalam keadaan basah kuyup. Aku mengajak Joel untuk masuk ke indekos.
Setelah kami membersihkan diri masing-masing. Joel aku ajak ke depan kamarku.
"Cokelat panas buat menghangatkan tubuh spesial dari aku," kataku sambil menyodorkan minuman.
"Makasih, sayang," sahutnya.
Aku juga menyodorkan mi instan kuah dan nasi. Setidaknya, agar kami tidak masuk angin.
Sesekali kamu masuk ke dalam kamar karena di luar memang hujan.
Di sepanjang hujan kami hanya mengobrol seputar kuliah dan pengalaman yang terjadi seharian penuh di kampus.
Setelah hampir dua jam hujan turun, Joel memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
"Hujan sudah reda, sayang," ujarku.
"Aku pamit, ya. Takut hujan lagi, ini juga sudah agak malam," tuturnya.
Joel pun bergegas pulang. Joel pulang dengan celana sedikit lembap, kaus, dan jaket aku pinjamkan.
"Sampai rumah langsung mandi air hangat dan ganti pakaian, ya," kataku.
"Iya, sayang. Aku pamit," balasnya.
"Terima kasih. Hati-hati di jalan, sayang," sahutku.
Joel pun pulang dan aku kembali ke dalam kamar sambil membereskan ruangan. Aku juga menunggu pesan WhatsApp Joel. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News