Mengintip Suka Duka jadi Jurnalis

23 Juni 2019 23:54

GenPI.co — Apakah kamu sedang memikirkan untuk berprofesi sebagai seorang jurnalis? Biasanya, suka duka jadi jurnalis dikesankan pada sebuah pekerjaan yang ‘susah-susah, tapi membanggakan’. Wah, gimana ya maksudnya? 

Seorang jurnalis harus punya militansi tinggi, skeptis, dan siap perintah. Nah, di balik dua kata siap perintah itulah banyak risiko yang harus kamu terima sebagai seorang jurnalis. Belum lagi dituntut untuk mengenal kode etik jurnalistik berupa kemampuan penulisan berita, mencari narasumber, memahami isu, dan bisa mempertanggung jawabkan informasi yang telah didapat dan disebarkan. 

Namun, meski penuh tantangan, adalah sebuah kebanggaan bisa menjadi seorang jurnalis karena bisa memiliki pengalaman luar biasa yang tak semua orang atau profesi bisa melakukannya. Di balik itu semua, ternyata sejumlah jurnalis berpendapat, banyak pengorbanan yang mereka alami dari risiko profesinya itu. Apa saja ya?

1 Ditugaskan ke lokasi bencana atau kerusuhan

Kalau ditugaskan di tempat kerusuhan atau bencana alam, rasanya seperti itu menjadi tugas terakhir kamu menjadi seorang jurnalis, karena bahaya yang mengintai. Banyak juga kan kasus para jurnalis yang meninggal saat bertugas. Namun, jika kamu berhasil melewatinya dengan hasil peliputan yang maksimal, ini akan menjadi catatan sejarah tersendiri di hidup kamu.

2. Akhir pekan hanyalah ilusi

Bagi kamu yang kerja kantoran, menjumpai akhir pekan adalah hal yang menyenangkan. Tapi bagi sorang jurnalis, itu biasa saja, bro! Weekdays dan weekend itu seperti saudara kembar, sama saja. Jika kamu bisa pamer di social media pergi ngemall, hang out, seorang jurnalis hanya bisa pamer kegiatannya sedang bekerja, bahkan kadang tidak sempat melakukannya. Tapi kalau sudah passion, semuanya asik-asik saja.

3. Punya banyak haters

Nggak selebgram atau artis saja lho yang punya haters. Jurnalis juga. Hal ini karena pekerjaan seorang jurnalis adalah memberitakan. Tentu bukan hanya berita baik saja yang diberitakannya, melainkan berita buruk juga. Ini tentu bisa memicu pro dan kontra, jadi siap-siap saja punya musuh. Jadi legowo saja dan jangan anggap mereka musuh balik.

4. Strees sudah biasa

Deadline adalah momok mengerikan bagi jurnalis. Tekanan macam ini kadang membuat strees setiap orang. Mood jadi berantakan, tapi saat menjalani tugas tentu saja harus bersikap professional dan seolah-olah tidak sedang dalam tekanan.  

Baca juga:

Jurnalis Foto Gunakan Safety Gear Bentuk Protes Kekerasan Aparat

Begini Gaya Lucu Cucu Jokowi Jawab Pertanyaan dari Jurnalis

Jo Eun Jung Ternyata Jurnalis yang Pernah Wawancara So Ji Sub

5. Sering ditolak itu hal biasa

Berita yang disampaikan berhubungan dengan narasumber. Inilah yang menjadikan seorang jurnalis akrab dengan penolakan. Kamu harus memutar otak dan mencari narasumber lain untuk menghasilkan berita yang terpercaya. Sebagai seorang jurnalis kamu harus kebal dengan penolakan ini.

6. DIputusin pacar?

Nah, untuk poin ini sih, sudah menyangkut masalah privasi seorang Jurnalis. Dengan pekerjaan yang tak mengenal waktu dan tempat, ini bisa saja berdampak pada hubungan asmara kamu sebagai jurnalis. Terlebih, jika pasangan bukan merupakan pekerja media yang bisa saja ‘kaget’ dengan model cara kerja jurnalis. Beruntunglah jika kamu para Jurnalis yang kini memiliki pasangan yang pengertian dengan profesimu. Yah, begitulah suka duka jadi jurnalis.


Simak juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Maulin Nastria Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co