Merajut Impian di Ibu Kota

24 Juni 2019 09:09

GenPI.co— Satu tas ransel dan satu kardus dijinjing bergantian dari tangan kiri ke tangan kanan dan sebaliknya, Budi melangkahkan kakinya ke pintu keluar Stasiun Senen Jakarta. 

Ia datang ke Jakarta bersama rekannya satu kampung untuk menuju ke alamat yang ia tuju di wilayah Rawamangun, Jakarta Timur.

Pria berusia19 tahun itu menuju tempat tinggal Sigit salah satu rekannya saat di bangku sekolah. Budi datang ke Jakarta karena, saat Lebaran lalu dirinya minta untuk dicarikan pekerjaan di tempat rekan tersebut berkarier. Tempat Sigit bekerja selama 6 bulan terakhir ini.

Baca juga:

Fenomena Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran, Punya Keahlian?

Pemudik Motor Membludak Karena Banyak Ojol Pendatang

“Waktu lebaran kemarin, Sigit menginformasikan tempat kerjaan sedang mencari orang yang bersedia bekerja, ya saya mau, ketimbang di kampung cuma dapat Rp1,5 juta. Mending ikut Sigit yang gajinya Rp3,5 juta,” ujar Budi.

Budi mengaku, Ia terpaksa harus hijrah ke Jakarta karena mencari pekerjaan sesuai ijazah yang dimilikinya. Di daerah asalnya, Budi mengaku kesulitan mencari pekerjaan. Pasalnya dengan mencintai bidangnya sebagai teknisi mobil sesuai jurusannya, ia ingin berkecimpung di salah satu perusahaan besar di Jakarta seperti Sigit sahabat karibnya.

“Saya tidak akan datang kesini, jika Sigit tak memberitahu saya bisa bekerja di tempatnya. Semoga dengan kedatangan saya ke sini, saya bisa bekerja sambil belajar di kota ini. Selain ingin mendapatkan ilmu, saya ingin menyisihkan uang gajinya nanti untuk membantu roda ekonomi keluarga saya di kampung,” ujar Budi kepada Genpi.co.

Sementara pendatang baru lainnya, Lingga (27) dari Banda Aceh mengadu nasib di Jakarta sejak September 2018. Dengan berbekal ijazah sarjana komunikasi lulusan dari Universitas Syiah Kuala Aceh, dirinya baru diterima kerja pada bulan November 2018 di satu perusahaan percetakan.

“Saya datang ke Jakarta dengan kisaran uang Rp 3 juta, dan uang Rp1,3 juta untuk membeli tiket pesawat. Alhamdulillah saya diterima di perusahaan percetakan sekarang ini,” ungkap Lingga.

Selama kerja di perusahaan percetakan tersebut, Lingga mengaku mendapatkan gaji sebesar Rp5 juta per bulannya. Sebelumnya saat bekerja di Aceh, dia hanya mendapatkan gaji sebesar Rp 2,7 juta. 


Iren (foto; Winento) 

Meski biaya hidup di Jakarta sangat tinggi namun Lingga bisa menyisihkan gajinya hingga Rp3 juta untuk ditabung. Dia membeli sapi untuk diternakkan di kampung halamannya yang ada di Desa Sianjuanju, Aceh.

“Dengan kondisi seperti ini, 10-15 tahun mendatang saya akan meniti karir di Jakarta. Nantinya, jika ilmu sudah mumpuni dan pengalaman memadai, saya akan kembali ke kampung atau menularkan pekerjaan ini ke sanak saudara,” ujar Lingga.

Aksi nekat juga dilakukan Rika yang berasal Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara untuk mencari kerja di Jakarta. Setelah lulus SMA dan menyadari bahwa lapangan pekerjaan di desanya sangat terbatas, sehingga ia nekat pergi ke Jakarta untuk mendapatkan pekerjaan.

“Saya berlatar belakang keluarga yang sederhana dan hanya lulusan sekolah menengah atas, Puji Tuhan saat ini saya sebagai karyawan swasta di bidang media elektronik, yaitu, sebagai trainer sebuah apikasi penyedia jasa pencari pekerjaan. Dengan pengalaman saya sekarang ini, saya ingin membuka usaha sesuai profesi saya sekarang ini,” ungkap Rika.

Sementara Iren yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan mendatangi ke Jakarta sejak tahun 2013 setelah lulus dari SMA. Ia memilih melanjutkan kuliah di Jakarta. Selama kuliah ia sangat menikmati hidup di Jakarta sehingga ia menetap dan meniti karier di Jakarta setelah menyelesaikan studi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.

“Saya melihat prospeknya disini [Jakarta] lebih bagus dibandingkan di daerah,” kata Iren.

Jakarta memang menjadi salah satu kota yang dibidik kaum urban. Pada tahun ini diprediksi ada 71.000 pendatang baru datang ke Jakarta, naik dibandingkan pada 2018 yang sebanyak 69.000.


Rika (foto: Winento)


Tonton juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Winento

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co