GenPI.co - KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha membeberkan cara cerdas meninggalkan maksiat.
Dilansir dari kanal YouTube Ngaji Ben Aji yang diunggah pada 19 Oktober 2021, Gus Baha mencontohkan orang berbuat maksiat karena ingin mencari kesenangan.
Menurut Gus Baha, agama memiliki konsep luar biasa bahwa seseorang seharusnya gembira dengan ketaatan.
Gus Baha menambahkan, gembira sangat mudah. Misalnya, seseorang bersujud kepada Allah SWT.
“Terus cara berpikir begini, ‘Ya Allah, betapa sialnya saya andaikan saya menjadi budak dari mahkluk yang sama’” kata Gus Baha.
Gus Baha mencontohkan apabila seseorang berstatus sebagai kiai ataupun rektor, tetapi menjadi budak dari mahkluk yang setara.
“Kata Sayyidina Ali, ‘Ya Allah, saya cukup bahagia, cukup bangga karena menjadi budak, menjadi hamba dari zat yang mahasuper, yaitu Allah SWT’” ucap Gus Baha.
Kiai kelahiran 29 September 1970 tersebut menjelaskan, setelah itu ada kebahagiaan yang luar biasa karena menjadi hamba Allah SWT.
Menurut Gus Baha, setelah bangga, seseorang akan malu. Misalnya, merasa bahagia melihat maksiat.
“Satu harga diri seseorang harus dihidupkan untuk hanya tunduk kepada Allah SWT,” ujar Gus Baha. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News