Nostalgia Panembahan Reso 1986, Pentas Non Stop 7 Jam

18 Juli 2019 18:13

GenPI.co - Layaknya merenung, menikmati karya pujangga sastra, WS Rendra selalu menjadi tamparan keras bagi perilaku manusia. Ribuan syair yang ia ciptakan mampu menembus batas waras kehidupan. Bernama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra, pada akhir tahun 1985 ia menciptakan mahakarya sastra berjudul ‘Panembahan Reso’.

Bukan karya biasa, Panembahan Reso  tecipta dari refleksi kehidupan manusia yang penuh dengan perebutan kekuasaan, politik yang licik serta ironi masyarakat kecil. Isu yang segar itu lantas tertuang ke dalam panggung teater fenomenal berjudul sama.

Tak membutuhkan waktu yang lama bagi sang maestro untuk mengekeskusi naskah ini. Beberapa carik kertas yang diketik satu hari satu malam menjadi saksi kunci dari setiap peran yang dibawakan. Beruntungnya ia memiliki rekan-rekan yang solid, sehingga naskah bisa dipentaskan oleh pemain yang tangguh pada masa itu.

Baca juga:

Ini Sejarah Panjang Mesuji, Kawasan yang Kini Tengah Berkonflik 

Beribur ke Bali, Dani Alves dan Istri Kunjungi Pura Besakih

Ken Zuraida, istri sang legenda yang sekaligus menjadi saksi mata dari pertunjukan teater itu. Ia  mengatakan kala itu  teater Panembahan Reso  sukses dengan melibatkan setidaknya 98 orang pemain. Kerja keras para pemain juga tak main-main. Melewati siang malam, proses latihan memakan waktu 8 jam sehari termasuk proses olah suara, olah rasa, dan olah raga. Intensitas latihan semakin diperketat menjelang hari pementasan tiba.

“Prosesnya tahun 1985-1986, saat itu minat terhadap dunia teater sangat tinggi. Karena Rendra membuat karya selalu ditimbang waktunya sehingga dapat dimainkan oleh siapa saja, kapan saja. Teater ini tidak segmented karena issuenya sangat keren,” ungkap Ken kepada GenPI.co beberapa waktu lalu.

Diakui Ken, kehidupan manusia dulu dan kini tercermin dalam teks Penembahan Reso. Ia menyebut naskah ini dinilai mampu membedah secara dalam watak dan psikologi seorang pemimpin yang telah kehilangan kontrol terhadap akal sehat dan terseret ke dalam ilusi-ilusi kepentingan pribadi.

“Naskah ini mengenai subsesi sebuah tempat. Initinya pada masyarakat manusia selalu ada perebutan kekuasaan, apapun bentuknya. Rendra menangkap ini sebagai sesuatu kewajaran manusia yang jadi perhatian pada masa itu,” lanjut Ken Zuraida.

Sejak pertama kali dipentaskan pada tahun 1986, karya ini berhasil menyedot lebih dari 15 ribu penonton dengan durasi 7 setengah jam nonstop. Panembahan Reso dianggap mampu mengangkat subsesi kehidupan masyarakat. 

Baca juga:

Fish For Baby, Program Bikin Anak Gorontalo Sehat dan Cerdas 

Puncak Yadnya Kasada , Ribuan Orang Penuhi Puncak Bromo 

Mengulang kesuksesan pementasan di Istora Senayan Jakarta 23 tahun lalu, mahakarya kembali di pentaskan ulang dengan lebih milenial. Bedanya jika dulu durasi pentas lebih dari 7 jam, tahun ini lakon teater berlangsung lebih padat yakni 3 jam.

“Secara volume tidak dikerjakan 7 jam, tapi substansi cerita sama. Sehingga penonton tidak akan kehilangan jalan cerita, dramatisasi teksnya, dan gagasan Rendra dalam panembahan Reso,” ujar Hanindawan, sang sutradara.

Hanindawan menjelaskan untuk pementasan teater ini, ia akan melakukan adaptasi karya Barata Yudha. Cara tersebut dinilai sangat cocok untuk menyelipkan unsur cerita yang sarat dengan perebutan kekuasaan namun dikemas melalui pendekatan masa kini.

“Kita menggunakan atmosfer Barata Yudha, yakni cara mendapatkan kekuasaan. Intrik siasat memunculkan nafsu keangakara murkaan untuk mendapatkan kekuasaan. Saya kira ini bisa menjadi refleksi bagi bangsa,” imbuhnya.

Karya teater WS Rendra digelar untuk memperingati 1 dekade wafatnya sang maestro. Teater Panembahan Reso yang dimotori oleh Borobudur Writers and Cultural Festival society, GenPI.co, dan Ken Zuraida project akan digelar pada penghujung Desember 2019, di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki.

Teater ini diperankan oleh sejumlah nama besar yang tak asing lagi di jagad seni peran, seperti Sha Inne Febriyanti, Sruti Respati, Whani Darmawan, Gigok Anuraga, Djarot Budi Darsono. Ada pula selebritis Dhimas Danang hingga pedangdut Ucie Sucita. Mereka yang akan terlibat dalam pementasan Panembahan Reso ini adalah gabungan produser dan seniman teater dari Solo, Yogyakarta, dan Jakarta. 

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co