Pembangunan yang Tak Ramah Pejalan Kaki Segera Ditinggalkan

29 Juli 2019 08:28

GenPI.co— Untuk mengatasi kemacetan, bukan hanya dilakukan dengan mengajak masyarakat di kota besar untuk beralih menggunakan transportasi massal.

Namun pendekatan lain juga dilakukan, salah satunya mendorong pembangunan pemukiman yang ramah bagi pejalan kaki. Yaitu dengan mewujudkan kawasan mixed-use yang mengintegrasikan permukiman, jasa, dan komersial dengan simpul transportasi publik atau Transit Oriented Developement (TOD).

Bukan lagi perumahan yang dibangun jauh dari jangkauan transportasi umum sehingga sebagian penghuninya menggunakan kendaraan pribadi, menyebabkan macet di jalan saat mereka keluar dan pulang di waktu bersamaan.

Baca juga:

Trotoar Keren Sudah Ada di Jakarta, Tapi…

Integrasi Ini akan Memudahkan Kamu Berjalan Kaki

Ada pula mal dan perkantoran yang tidak terlalu jauh dari jangkauan transportasi umum namun menyediakan gedung parkir yang besar, yang membuat warga lebih memilih mendatangi pusat perbelanjaan itu menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum, yang akhirnya menyebabkan macet.

Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) menghitung bahwa terdapat 38.000 ruang parkir di sepanjang jalan Sudirman dan Thamrin, Jakarta. Sementara daya tampung ruas jalan tersebut hanya 8.000 kendaraan per jam. Karena itu, pada saat kendaraan-kendaraan yang parkir itu hendak keluar pada sore hari, jalan yang tersedia tidak mampu menampung mereka dan terjadilah kemacetan. Ini adalah kendala besar yang dihadapi Jakarta.

“Selama ini developer hanya membangun perumahan, kemudian membangun mal, membangun fasilitas lainnya, tapi tidak tersedia angkutan umumnya, perpindahan antara moda tidak pernah diperhitungkan.” ujar Bambang Prihartono, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) kepada GenPI.co, di Jakarta, baru-baru ini. 

Untuk mengatasi masalah kemacetan Jakarta, BPTJ telah mempersiapkan rencana jangka panjang yang akan diterapkan langsung di sumber masalahnya, yaitu pusat ekonomi dan pemukiman.

BPTJ menawarkan pembangunan yang berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD). 

Dalam konsep ini, BPTJ bekerjasama dengan berbagai pihak akan membangun pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemukiman di simpul-simpul transportasi umum. 

“Sehingga orang kan melakukan aktivitas di situ, dan mereka waktu bergerak pindah ke angkutan umum, tidak perlu lagi mobil pribadi,” ujar Bambang.

TOD akan membuat warga yang turun dari apartemennya langsung bertemu dengan pusat perbelanjaan dan halte Trans Jakarta atau stasiun MRT dan LRT, sehingga mereka tidak lagi memerlukan kendaraan pribadi untuk bepergian. 

“Dengan begitu lifestyle orang, cara orang bergerak akan berubah,” kata Bambang lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Robby Sunata

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co