Merekam Jejak Sejarah di Tugu Proklamasi

17 Agustus 2019 11:19

GenPI.co – “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan jasa pahlawannya”, tak hanya sekedar ungkapan, kalimat itu sudah seharusnya menjadi cambuk bagi generasi muda untuk terus memahami dan belajar tentang sejarah bangsanya.  Hal itu bisa dimulai dengan mengunjungi situs bersejarah, seperti Tugu Proklamasi misalnya.

Kali ini GenPI.co bertandang ke sebuah taman terbuka hijau di kawasan Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Tempat ini sering disebut Taman Proklamator atau Tugu Proklamasi. Bukan sembarang tempat, tepat di titik inilah Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta berdiri gagah membacakan Naskah Proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945. Peristiwa itu menandai bangsa Indonesia merdeka dari belenggu penjajahan.

Dulunya tempat ini merupakan kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat. Kini rumah tersebut telah berubah menjadi sebuah sebuah monumen Tugu yang didirikan untuk mengenang jasa kedua proklamator dan para pahlawan bangsa lainnya.

Baca juga:

4 Ruangan ini Saksi Bisu Detik-Detik Perumusan Naskah Proklamasi

Tonggak Sejarah, ini Kata Millenials tentang Lapangan Ikada Monas

Mencecap Sejarah Proklamasi Kemerdekaan di Gedung Joang 45

Jika pengunjung datang ke tempat ini, dari depan akan melihat dua patung marmer hitam, Soekarno dan Mohammad Hatta yang berdiri kokoh sebalah kanan kiri. Di tengah-tengahnya ada miniatur tulisan naskah proklamasi.


(Foto: Rizal Kris/GenPI.co)

"Proklamasi. Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja," isi naskah proklamasi dengan ejaan tempo dulu yang tertulis di batu marmer hitam Tugu Proklamasi.

Dibelakang patung terdapat tugu petir yang menandai lokasi persis pembacaan teks Proklamasi. "Disinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta".

Menurut Aziz, salah satu petugas, lokasi ini Tugu memang sering digunakan untuk kegiatan warga pada hari biasanya, seperti olahraga dan juga sekedar tempat nongkrong anak muda. Karena memang tempatnya sudah semakin bersih, sejuk dan nyaman untuk digunakan beraktivitas.

Namun , lanjut Aziz jumlah pengunjungnya cenderung sepi pada hari biasanya. Hanya 20 hingga 30 orang. Itupun bukan untuk belajar sejarah melainkan hanya sekedar main. "Jarang kalau anak muda mau belajar sejarah, palingan cuma main. Kebanyakan keluarga yang bawa anak,”ucapnya kepada GenPI.co belum lama ini.

Aziz menambahkan, lokasi Tugu baru akan ramai saat menjelang 17 Agustus. Seperti saat GenPI.co menyambangi tempat ini, situasi mendadak ramai oleh ratusan para pelajar dan kalangan komunitas. Di tempat ini rupanya selalu digelar kegiatan Napak Tilas Proklamasi yang rutin dilakukan setiap tanggal 16 Agustus. Beragam kegiatan digelar mulai dari pawai, story telling, pentas seni dan budaya dan kerohanian.


(Foto: Rizal Kris/GenPI.co)

Ajeng, salah satu pelajar SMA di Jakarta mengatakan antusias mengikuti lomba story telling proklamasi yang diadakan Pemprov DKI Jakarta ini. Siswa jurusan IPS ini memang mengaku menyukai pelajaran sejarah. Menurutnya sebagai generasi muda sudah saatnya mulai peduli dan belajar tentang cikal bakal dari sejarah bangsa.

“Wajib ya mas. Karena itu kan sebagai wujud dari cinta kita terhadap Tanah Air. Terus juga menghargai jasa pahlawan yang sudah berusaha memperjuangkan kemerdekaan,” ucapnya.Ditanya soal Tugu Proklamasi, ia mengaku tak terlalu sering untuk berkunjung. Namun saat membutuhkan materi untuk pelajaran sekolah, ia terkadang pergi ke beberapa museum dan situs bersejarah untuk malakukan riset dan kajian. Ia pun mengajak generasi muda untuk datang dan mencintai museum, “Karena kalau gak kita, lalu siapa lagi,” tandasnya.

Video populer saat ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co