Rayakan HUT RI, Komunitas Sepeda Ontel KOBA Eksis Jadi Pejuang 45

21 Agustus 2019 19:00

GenPI.co – Jauh sebelum asap kendaraan menyesakkan jalanan kota, keberadaan sepeda kayuh atau disebut juga sepeda ontel menjadi satu-satunya transportasi masyarakat Indonesia pada masa lampau.

Selain menjadi simbol kesahajaan, mengayuh ontel juga mampu menyehatkan badan. Bagaimana di zaman modern ini? Akankah ontel masih tetap dicintai?

Tepat di momentum hari Kemerdekan Indonesia ke 74, sekelompok pria paruh baya yang berdandan ala pejuang kemerdekaan nampak bersemangat menuntun sepeda kayuh khas jaman dahulu yang digunakan saat perang.

Mereka memarkir sepedanya dengan rapi di halaman Museum Joang 45 Jakarta. Ada sepeda yang dihias dengan atribut merah putih, ada pula yang dibiarkan polosan. Rupaya mereka tergabung dalam Komunitas Ontel Batavia (KOBA).

Marzuki, salah satu anggota KOBA kepada GenPI.co mengatakan komunitas yang sudah terbentuk sejak 14 tahun lalu ini terdiri dari pecinta sepeda dari kota Jakarta. Ada yang dari Senayan, Penjaringan, Menteng, Kalibata dan daerah lain. Berawal dari hobi yang ditekuni, kini KOBA telah mengumpulkan sebanyak 400 anggota dari berbagai kalangan.

“Tapi biasanya yang aktif ikut kegiatan gini cuma 100 an orang. Kita masing-masing punya sepeda sendiri karena memang hobby ngontel,” ucap pria paruh baya itu saat acara Napak Tilas Proklamasi, di kawasan Menteng, Jakata Pusat, Jumat (16/8).

Komunitas sepeda kuno ini, lanjut Marzuki, selalu rutin berkumpul setiap Minggu pagi di Bundaran HI, Sudirman tepatnya saat acara CFD. Di momen bertajuk 'Satu Sepeda Berjuta Saudara' ini biasanya para anggota yang didominasi pria usia 45-60 tahun ini memajang sepeda dan menaikinya.

Dengan ramah mereka menyapa para pengunjung yang meminta berfoto atau sekedar ingin belajar mengayuh. Para anggota pun selalu tampil mengenakan pakaian dan atribut pejuang.

“Saya ikut gini karena ini namanya olahraga. Jadi gak diem di rumah mulu, harus terus semangat. Yang penting kita bisa bersilaturahmi bisa kumpul dan kenal saudara dari daerah lian juga,” tutur pria asli Betawi itu.

Tak hanya di momen CFD, KOBA juga kerap diundang di berbagai acara di luar Jakarta, seperti Bandung, Jogja hingga Bali. Bahkan untuk bisa menuju daerah tersebut, mereka pun tanpa lelah menggenjot sepedanya masing-masing dari Jakarta. Tak hanya para lelaki, ada beberapa perempuan kolektor sepeda yang juga turut bergabung.

Lebih lanjut, Marzuki menambahkan, keunikan dari komunitas ini adalah hadirnya sepeda-sepeda antik yang masih dipertahankan dari era tahun 1980-an.

Karena sering dirawat dan dipakai, sepeda unik ini pun justru semakin kenceng saat dikayuh. “Seneng deh begitu kenal komunitas ini, banyak dari semua kalangan pemuda ada,” imbuhnya.

Baca juga:

Selain Bahasa Isyarat, Komunitas Handai Tuli Pakai Komunikasi Ini

Komunitas Sadar Wisata Jadi Andalan di Bumi Sriwijaya 

Komunitas Sepeda Santacruz, Bagikan Pengalaman Upacara di Ciremai

 

Sekedar informasi, terdapat esensi dibalik atribut kemerdekaan para anggota komunitas sepeda ontel ini. Penampilan baju yang digunakan ‎seperti pejuang itu menggambarkan bagaimana semangat perjuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan

“Kita mengenang kembali bagaimana perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Sepeda Ontel itu ciri khas zaman dulu‎, pejuang-pejuang dulu kan naik sepeda, belum naik mobil,” tegas Marzuki. Sedangkan, kata Batavia sendiri diambil oleh komunitas pecinta sepeda ini untuk mengingat kembali sejarah awal berdirinya Ibu Kota Jakarta. 

Bagi kamu yang tertarik untuk bergabung di komunitas sepeda ontel ini, hanya perlu memiliki sepeda saja dan mendaftarkan diri di kantor Sekretariat KOBA di Jalan Kebon Pala III, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Lihat video seru ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Maulin Nastria Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co