GenPI.co - Anak yang pemalu memiliki risiko lebih besar jika dibandingkan dengan anak yang supel.
Anak yang pemalu rentan diintimidasi, merasa tidak aman, mengalami kesedihan kronis, menyerah pada tekanan teman sebaya, dan mengalami kecemasan.
Banyak orang tua yang bingung bagaimana membantu anaknya yang sangat pemalu. Ketika ditekan untuk bertindak lebih mandiri, anak sering ketakutan atau mulai menangis.
Seperti permasalahan pada pola asuh, ada solusi tersendiri. Orang tua perlu mendorong anak yang pemalu untuk bertindak tegas. Bersikaplah baik, bersabar, namun bukan cepat menyerah.
Menyerah pada godaan untuk menyelamatkan anak dari tekanan sesaat menghadapi ketidakamanan mungkin tampak penuh kasih, tetapi sebenarnya tindakan itu merugikan anak.
Anak harus dipersiapkan masa depannya, terlepas dari banuak hal yang tidak diketahui tentang masa depan, satu hal yang past: anak menuju dunia remaja yang diikuti oleh masa dewasa.
Tak satu pun dari masa-masa tersebut yang menyukai individu pemalu dan sering merasa tidak aman.
Ada sejumlah peluang untuk membangun kepercayaan anak di antaranya:
-Bergabung dengan tim olahraga, kelas tari, pramuka.
-Mengajukan pertayaan di kelas.
-Membantu menjadi sukarelawan di badan amal.
-Meminta anak mengerjakan tugas rumah dan bersikeras bahwa tugas itu dilakukan tepat waktu.
-Menulis ucapan terima kasih setelah menerima hadiah.
-Bergabung dengan grup teater lokal (berdiri di atas panggung di depan penonton bisa jadi sulit).
-Meminta anak menerima paket yang diantar oleh kurir. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News