GenPI.co - Tak dimungkiri, ternyata ada beberapa mitos yang beredar terkait mengonsumsi telur yang berhubungan dengan kesehatan.
Padahal, telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang mengandung beragam zat gizi, seperti protein, vitamin, mineral, hingga omega 3.
Telur merupakan salah satu jenis makanan yang disebut-sebut padat nutrisi, tetapi banyak orang yang percaya mitos hingga tak berani untuk mengonsumsi telur.
Berikut 4 mitos terkait bahaya makan telur yang kurang tepat seperti dilansir pada Kamis (2/3/2023):
Perlu diketahui, bahwa putih telur lebih banyak terdapat kandungan protein, sekitar 60 persen protein yang terdapat pada telur terdapat di putih telur.
Sementara itu, vitamin dan mineral pada telur banyak terkandung dalam kuning telurnya. Vitamin D, vitamin A, vitamin E, kolin, lutein, dan zeaxanthin yang berfungsi menjaga kesehatan semua tersimpan di dalam kuning telur.
Oleh sebab itu, saat Genpiple membuang bagian kuning telur, maka sebagian besar vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh akan terbuang.
Telur bisa menyebabkan kenaikan kadar kolesterol, satu buah kuning telur dapat mengandung hingga 186 mg kolesterol, sementara batas konsumsi kolesterol harian yang dianjurkan adalah 300 mg.
Meskipun telur termasuk tinggi kolesterol, sebenarnya lemak jenuh lebih berperan terhadap peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.
Perlu diketahui, bahwa lemak jenuh biasa terdapat dalam daging, mentega, dan susu beserta olahannya.
Sementara itu, kadar lemak jenuh dalam telur hanya sebesar 1,6 gram, relatif kecil jika dibandingkan dengan kadar lemak jenuh dalam daging sapi.
Oleh sebab itu, jika Genpiple khawatir terhadap meningkatnya angka kolesterol karena mengonsumsi telur, sebaiknya kamu juga mengawasi jenis makanan lain saat makan.
Tak dimungkiri, banyak orang menghindari telur karena takut timbul gejala alergi atau bahkan keracunan makanan.
Pasalnya, telur memang salah satu bahan makanan yang berpotensi ‘terkontaminasi’ bakteri salmonella jika pengolahannya tidak benar.
Oleh sebab itu, untuk menghindari keracunan makanan karena telur, memasak telur hingga matang merupakan pencegahan yang paling baik.
Sementara itu, jika Genpiple tidak berada pada kelompok yang berisiko, biasanya konsumsi telur setengah matang tidak akan berbahaya.
Kolesterol jahat atau LDL, merupakan salah satu faktor risiko terbesar dalam kasus penyakit jantung.
Berdasarkan hal tersebut, banyak orang kemudian menghindari makanan yang mengandung kolesterol karena ditakutkan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Namun faktanya, bahwa setiap warga negara Jepang rata-rata bisa mengonsumsi 328 butir telur per tahunnya, tapi justru memiliki rata-rata kadar kolesterol dan kejadian penyakit jantung yang lebih rendah jika dibandingkan dengan negara maju lainnya. (HelloSehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News