GenPI.co - Sleep divorce adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan tren pasangan yang memilih tidur di ranjang terpisah meski tinggal di bawah satu atap.
Meskipun hal ini tampaknya memberikan gambaran dramatis tentang situasi yang penuh masalah, motif di balik tren ini umumnya tidak berbahaya dan, pada kenyataannya, berakar kuat pada kepraktisan dan ilmu pengetahuan.
Dalam beberapa hubungan, pasangan mungkin memiliki kebiasaan tidur tertentu yang secara langsung memengaruhi kualitas tidur pasangannya. Masalah umum meliputi:
1. Mendengkur keras. Mendengkur terus-menerus dari salah satu pasangan dapat membuat pasangannya tetap terjaga, sehingga menyebabkan kurang tidur.
2. Jadwal tidur yang berbeda. Jika salah satu pasangan suka tidur malam sementara pasangan lainnya suka bangun pagi, hal ini dapat mengganggu pola tidur bersama.
3. Kegelisahan. Pasangan yang gelisah, sering bangun, atau mengalami sindrom kaki gelisah dapat mengganggu tidur pasangannya.
4. Apnea tidur. Pasangan yang mengidap sleep apnea tidak hanya mendengkur keras, tetapi mungkin juga memiliki pola pernapasan tidak teratur sehingga menimbulkan kekhawatiran dan gangguan pada pasangannya.
Dalam kasus seperti ini, memilih tempat tidur terpisah atau bahkan kamar terpisah bisa menjadi kunci untuk meningkatkan tidak hanya kualitas tidur seseorang, namun juga kualitas hubungan seseorang. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News