GenPI.co - Hubungan yang baik hampir selalu memiliki setidaknya beberapa tingkat konflik, namun frekuensi, intensitas, dan durasinya sangat bervariasi.
Konflik adalah bagian yang tak terhindarkan dalam hubungan apa pun, dan ketika emosi meningkat, pertengkaran dapat dengan cepat berubah, berpotensi sangat merusak hubungan jika tidak ditangani.
Sama seperti sakit dan kemudian pulih dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, konflik dalam hubungan dapat menjadi peluang besar untuk bertumbuh dan memperkuat hubungan seseorang.
Dilansir Psychology Today, berikut ini strategi praktis, sederhana, dan mudah diterapkan yang akan mengurangi kemungkinan terjadinya dampak buruk, atau setidaknya membantu menyelesaikan konflik bahkan ketika atau setelah konflik terjadi.
Mendengarkan Secara Aktif
Komunikasi yang efektif adalah landasan hubungan yang sehat. Mendengarkan secara aktif melibatkan memberikan perhatian penuh kepada pasangan mengajukan pertanyaan klarifikasi, dan berempati dengan sudut pandangnya.
Strategi ini menumbuhkan pemahaman dan menunjukkan kesediaan untuk mengakui perasaan mereka, yang pada gilirannya akan mendorong mereka melakukan hal yang sama kepada kamu sehingga kalian berdua dapat melangkah maju.
Gunakan Pernyataan "Saya"
Saat mengungkapkan pikiran dan emosi kamu, gunakan pernyataan "Saya" untuk menghindari menyalahkan atau menuduh pasangan.
Misalnya, daripada mengatakan, "Kamu tidak pernah mendengarkanku", kamu bisa mengatakan, "Aku merasa tidak didengarkan saat membicarakan kekhawatiranku." Pendekatan ini mendorong dialog terbuka dibandingkan sikap defensif.
Latih Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Tempatkan diri kamu pada posisi pasangan untuk lebih memahami perspektif dan emosinya.
Empati dapat menjembatani kesenjangan antara sudut pandang yang bertentangan dan mengarah pada saling pengertian. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News