GenPI.co - Berasumsi bahwa orang lain marah dan tidak ramah kepada kamu bisa menjadi pemikiran yang menguras tenaga dan menyusahkan.
Kecenderungan ini seringkali berasal dari berbagai faktor yang memengaruhi cara kamu memandang interaksi sosial.
Dilansir Times of India, berikut adalah beberapa alasan utama mengapa kamu cenderung berasumsi bahwa orang lain marah kepadamu.
Harga diri yang rendah adalah alasan umum untuk menambah keyakinan bahwa orang lain menyimpan perasaan negatif terhadap kamu.
Saat bergumul dengan harga diri, kamu mungkin menafsirkan interaksi netral atau bahkan positif sebagai tanda kemarahan atau kekecewaan.
Persepsi yang terdistorsi ini dapat menciptakan ramalan yang terwujud dengan sendirinya, karena perilaku kamu mungkin berubah berdasarkan asumsi ini, sehingga berdampak negatif pada hubungan.
Ketakutan akan penolakan dapat menyebabkan kewaspadaan berlebihan dalam situasi sosial.
Jika takut orang lain pada akhirnya tidak menyukai atau meninggalkanmu, kamu mungkin menafsirkan hal-hal kecil seperti perubahan nada bicara atau bahasa tubuh sebagai indikator kemarahan.
Asumsi yang didorong oleh rasa takut ini dapat menjadi mekanisme pertahanan, mempersiapkan kamu secara emosional terhadap penolakan yang akan terjadi.
Pengalaman traumatis sebelumnya, terutama dalam hubungan, dapat memengaruhi persepsi saat ini.
Jika pernah menghadapi situasi di mana orang-orang benar-benar kesal atau memperlakukan kamu dengan buruk, hal ini dapat menciptakan keyakinan abadi bahwa setiap orang mungkin memiliki perasaan yang sama.
Pengalaman negatif di masa lalu dapat memengaruhi kemampuan kamu untuk memercayai dan menafsirkan isyarat sosial secara akurat.
Kecemasan sosial adalah faktor lain yang dapat menyebabkan asumsi orang lain marah kepada kamu.
Individu dengan kecemasan sosial sering kali memiliki ketakutan berlebihan terhadap evaluasi dan pengawasan negatif.
Kecemasan ini mungkin membuat Anda menganalisis setiap interaksi secara berlebihan, mencari tanda-tanda ketidaksenangan.
Rasa takut yang terus-menerus akan dihakimi atau tidak disukai dapat memicu keyakinan bahwa orang lain sering kali kesal terhadap kamu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News