Cinta Ini Sangat Besar, Perlakuannya Membuatku Ambyar

GenPI.co - Banyak yang bilang hubungan jarak jauh tidak bisa bertahan lama. Namun, hubunganku bersama Willy tidak menandakan hal tersebut.

Bahkan sejauh ini kami sudah merencanakan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

BACA JUGA: Ya Ampun! Atlet Voli Ini Cantiknya Kebangetan

Sejak Willy diterima menjadi pegawai negeri sipil di Jambi, kami pun menjalani long distance relationship (LDR).

Satu bulan sekali kami bertemu di Jakarta. Willy tak pernah absen mengunjungiku.

Bahkan saat dia melakukan perjalanan dinas di Jakarta, kami selalu menggunakan waktu senggang untuk bertemu sekadar melepas rindu dan bertanya kabar.

Selain itu kami juga sering bertukar kabar melalui chat, telepon hingga video call. Sewajarnya orang yang sedang merajut kasih tetapi tidak bisa bertemu.

Selama hubungan kami dipisahkan oleh jarak, aku merasa kami tidak pernah bertengkar. Aku pun menganggap semuanya baik-baik saja.

Namun, teman-temanku yang sudah berpengalaman di bidang per-LDR-an punya pendapat lain tentang hubunganku dengan Willy.

Mereka menganggap hubungan kami tidak sehat. Akan tetapi, aku terlalu percaya dengan Willy.

Aku tidak mau prasangka negatif dari teman-teman merasuki pikiranku dan membuatku ragu terhadapnya.

“Kamu harus belajar dari pengalaman orang lain,” ujar Ririn.

Ririn adalah salah satu sahabatku yang gagal akibat LDR. Pacarnya selingkuh saat mereka LDR.

Mery, teman kantorku, juga putus saat LDR selama 3 tahun dengan pacarnya.

Kali ini Mery yang selingkuh dan menikah dengan teman sekantornya waktu itu.

“Nggak ada yang betah dengan LDR. Orang yang ada di dekatmu atau di dekatnya lebih dominan dan menyerap perhatian lebih,” Mery selalu memberikan petuah seolah dirinya tidak pernah bersalah atas perselingkuhan yang dia lakukan.

Selain mereka berdua, Doni, sahabatku, juga ikut berkomentar akan hubungan LDR kami.

Kata Doni, seorang cowok akan bersikap overprotective ketika menjalani hubungan jarak jauh karena dia tidak mau pacarnya jauh dari dia.

Namun, sikap protective tersebut tidak pernah aku temukan pada Willy.

Aku pun pernah menanyakan sebuah alasan dia tidak terlalu protective kepadanya.

Dia hanya nemberikan alasan bahwa dia percaya denganku sepenuhnya.

“Buat apa aku terlalu protective? Aku percaya dengan kamu,”

Wanita mana yang hatinya tidak melambung ketika mendapatkan kepercayaan penuh dari kekasihnya.

Willy juga berjanji akan melamarku saat libur Natal dan Tahun Baru 2018.

Dia juga berjanji akan datang ke Jakarta menemuiku. Dia pun menepati janjinya.

Namun, yang membuat aku kecewa, dia tidak melamarku malah membuatku kecewa dengan hal lain.

Seperti biasa, ketika dia datang ke Jakarta aku selalu menemuinya di hotel tempat dia menginap.

Sikapnya kali ini membuatku benar-benar terkejut. Secara sadar dia merayuku dan memintaku untuk melayaninya.

Awalnya aku menolak permintaannya, tetapi dia malah marah-marah dan menuduhku yang tidak-tidak.

“Kok kamu jadi menuduhku seperti ini? Katanya kamu percaya denganku?” kataku.

“Iya, tapi bisa aja, kan, kamu ada main sama laki-laki lain di sini dengan bebas?” kata Willy.

“Hey, apa kabar kamu di sana, Wil? Bisa saja, kan, aku curiga kamu main bersama wanita lain?” sanggahku dengan nada yang sedikit meninggi.

“Sayang, lagian kita, kan, mau married. Nggak ada salahnya kita melakukan ini sekarang,” pintanya.

Entah setan apa yang sudah merasuki diriku sehingga aku pun terbuai dengan bujuk rayu Willy.

Atas dasar cinta aku hampir menyerahkan semuanya kepada Willy. Dewi Fortuna masih berpihak kepadaku. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.

Setelah membuka pintu, aku melihat cewek berdiri dan mengaku sebagai pacar Willy dari Jambi.

BACA JUGA: Aku Hanya Bisa Memeluknya, Tanpa Memberi Kepastian

Malam itu pertengkaran hebat terjadi. Aku memilih untuk mengalah dan meninggalkan mereka. (*)