Nanang Adi Purnomo, Raup Omzet Puluhan Juta dari Bertani Melon

15 Juni 2020 19:47

GenPI.co - Menjadi petani memang sering kali dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Apalagi yang melakoninya anak muda.

Tak jarang, banyak omongan orang yang sering mematahkan semangat seseorang yang ingin membuat usaha di bidang pertanian. Oleh karena itu, banyak pemuda yang enggan bekerja sebagai petani. 

Namun lain dengan Nanang Adi Purnomo. Di saat generasi milenial lulusan perguruan tinggi di kampung halamannya memilih untuk bekerja di kota atau jadi pegawai kantor, Nanang justru terjun ke sektor pertanian. 

Pemuda yang kerap disapa Nanang tersebut sukses menjadi petani melon. Ia menanam melon jenis golden melon di lahan seluas seperempat hektare. 

Lahan tersebut terletak di Dusun Mulyorejo, Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. 

BACA JUGA: Masih 18 Tahun, Witan Sulaiman Sudah Berkiprah di Tim Asal Serbia

Nanang mengaku, ilmu pertanian yang ia punya dipelajari secara otodidak. Namun, ia juga sempat belajar dari seorang penyuluh. 

"Awalnya otodidak, tapi ada seorang penyuluh dari Purwodadi yang bernama Pak Condro, memberikan pelatihan dan memberikan wawasan mengenai bagaimana cara bercocok tanam dengan baik, mengolah tanah, bagaimana memupuk, dan bagaimana juga cara membuat pupuk serta pestisida," ujar nanang. 

Dalam satu kali panen, pemuda berusia 24 tahun itu bisa menghasilkan buah melon sebanyak 5 sampai 6 ton. Untuk harga jual dari petani, satu kilogram melon dihargai sebesar Rp 5.000, artinya Nanang bisa meraup omzet sebesar Rp 25 juta dalam satu kali panen. 

Namun, hasil panen tak selalu bagus dan menguntungkan. Ia mengaku pernah juga mengalami kerugian besar karena gagal panen. 

"Dulu awal itu menanam berhasil, dengan buah maksimal dan harga maksimal, terus yang kedua, menanam dengan tanah yang lebih luas lagi gagal, gagal, nggak ada hasil, nggak kembali ke uang modal," ujar Nanang. 

BACA JUGA: Almira Pilih Usaha Laundry Tas, Daripada Kerja Kantoran

Gagalnya panen tersebut, membuat Nanang dan para petani di desanya mencoba untuk menganalisis penyebab gagalnya panen tersebut. 

Setelah menemukan beberapa penyebab kegagalan dalam panen, akhirnya Nanang dan para petani tersebut berhasil menemukan bibit melon yang lebih tahan dari hama, dan jamur. 

Nanang juga mengaku, dalam menjalankan usaha di bidang pertanian ini, ia dan para petani tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. 

Ia menyebut program pemerintah untuk petani tak pernah terlaksana. 

"Tidak ada bantuan dari pemerintah sama sekali, dari mulai pupuk, pestisida, tidak ada sama sekali. Ada program untuk petani, padahal di lapangan, tidak ada. Contoh saja penyuplaian pupuk bersubsidi, petani masih kekurangan," kata Nanang. 

Nanang dan para petani berharap suplai pupuk dan pestisida dapat berjalan dengan lancar. Ia juga mengharapkan adanya pelatihan dan penyuluhan dari pemerintah untuk masyarakat. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co