GenPI.co - Tak hanya di bidang olahraga dan seni, bakat istimewa anak-anak Indonesia juga banyak berasal dari sains dan teknologi.
Baru-baru ini seorang pelajar SMP bernama Muhammad Adyan Dafi sukses mempersembahkan medali perak untuk Indonesia di ajang IJSO (International Junior Science Olympiad) 2019.
Dalam kompetisi bergengsi yang dihelat di Doha, Qatar akhir tahun lalu itu, Dafi yang saat itu duduk di bangku kelas IX, SMP Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School, Bogor, Jawa Barat harus bersaing ketat dengan peserta dari seluruh dunia
Untuk bisa lolos ke ajang dunia ini, remaja berusia 14 tahun ini harus menempuh serangkaian tes ketat di ajang nasional.
Bermula dari kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Jogjakarta untuk menjaring peserta terbaik, lalu ia berhasil meraih medali perunggu.
Kemudian dilakukan seleksi kembali untuk 30 orang. Dan remaja kelahiran Palangkaraya itu akhirnya lolos untuk mewakili Indonesia ke IJSO bersama 5 anak lainnya.
"Saingan terberat datang dari India dan China Taipei. Mereka lebih rajin belajar di luar latihan yang diberikan pemerintah. Mereka sejak dini memang sudah difokuskan untuk belajar sains lebih dalam,; ungkap Dafi dikutip dari JPNN.
BACA JUGA: Di Usia 6 Tahun, Valiandayra Sudah Jadi Atlet Sepatu Roda
Rasa gundah dan tidak yakin sempat muncul di benaknya. Apalagi dengan soal yang terbilang cukup sulit. Materi dalam olimpiade Internasional ini terdiri dari tes teori, tes pilihan ganda (multiple choice question/MCQ), dan tes praktikum harus ditaklukkan .
Tes ini diperuntukkan pada tiga bidang, yakni fisika, biologi, dan kimia. Hanya, Daffi tak menyerah hingga mampu menaklukkan lawan-lawan kuat dari berbagai negara.
Dafi mengungkapkan dalam materi eksperimen itu, terdiri dari tiga orang. Dia mendapat bagian mengerjakan eksperimen memisahkan air garam dengan air tawar dengan media bahan makanan.
BACA JUGA: Abimanyu Bintang Fermadi, Pembalap Motor Cilik Berprestasi
"Sebelumnya kami menjalani pusat pelatihan 1,5 bulan di Jakarta. Saya lebih mendalami biologi,” imbuhnya.
Hasil kerja keras Dafi tidak diraih dalam waktu singkat. Semenjak kecil ia telah menaruh minat terhadap sains.
Adalah kakak kandungnya yang smepat juara OSN telah mendorongnya untuk terjun ke duania yang sama. Buku-buku dari kakaknya pun dilalap untuk menambah pengetahuan.
Alhasil, bocah laki-laki yang bermimpi menjadi ahli komputer ini bisa mempersembahkan prestasi gemilang untuk Indonesia di usia yang relatif muda.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News