4 Risiko Pernikahan Dini, Anak Lahir Stunting Hingga Prematur

24 September 2020 04:20

GenPI.co - Pernikahan usia dini membawa sejumlah permasalahan di masyarakat. Yang paling sering terjadi adalah angka perceraian yang tinggi hingga seringnya terjadi konflik di dalam rumah tangga.

Tak cukup di sini, pernikahan di usia remaja rupanya membawa dampak kurang baik untuk bayi yang dilahirkan, bahkan bisa terjadi stunting.

BACA JUGA: Pentingnya Literasi Gizi untuk Mencegah Stunting di Indonesia

Menurut dr. Utami Roesli, SpA, ketidaksiapan secara fisik dan mental pada ibu yang hamil di usia remaja mengakibatkan berbagai tantangan selama proses mulai dari kehamilan hingga melahirkan.

"Apalagi terbatasnya pengetahuan ibu tentang pentingnya persiapan gizi pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Ini meningkatkan berbagai risiko kesehatan pada anaknya, termasuk stunting," ujar dokter Utami dalam Webinar belum lama ini.

Tak hanya itu saja, di bawah ini terdapat 4 resiko kehamilan yang mungkin bisa dialami Ibu yang hamil saat usia remaja. Apa saja?

1. Keguguran

Organ reproduksi di usia remaja memang sudah berfungsi, namun kematangannya belum sempurna. 

Ini yang menyebabkan kehamilan di usia remaja rentan mengalami keguguran.

2. Anemia

Kehamilan pada usia remaja memiliki risiko tinggi untuk terkena gangguan anemia kronis. 

Terbaginya kebutuhan zat besi untuk diri sendiri dan bayi bisa menyebabkan remaja putri mengalami lemas bahkan pingsan.

Kejadian anemia saat hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan penderita kesulitan dalam proses melahirkan.

Jika sudah parah, anemia saat kehamilan akan memengaruhi pertumbuhan bayi dalam kandungan.

BACA JUGA: Selain Nutrisi, Stunting pada Anak Bisa Diatasi dengan Cara Ini

3. Bayi prematur

Belum adanya pengetahuan tentang pentingnya kebutuhan nutrisi di 1.000 HPK membuat calon ibu mengalami kurang gizi selama kehamilan dan melahirkan prematur.

Bayi yang lahir prematur umumnya memiliki berat badan lahir rendah.

Fakta dari International Journal of Epidemiology mengungkapkan ibu yang berusia 10-19 tahun memiliki risiko 14 persen lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dibandingkan ibu usia 20-24 tahun.

4. Stunting

Seperti diketahui, kebutuhan gizi anak dimulai sejak 1.000 HPK atau saat kehamilan hingga usia 2 tahun.

Kehamilan remaja dapat menyebabkan bayi lahir dengan risiko stunting lebih tinggi karena umumnya remaja belum memperoleh edukasi secara menyeluruh mengenai kehamilan dan perawatan gizi bayi.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co