Cinta Matiku Menikah dengan Wanita Lain, Aku Masih Tetap Setia

24 September 2020 16:50

GenPI.co - Arman adalah cinta matiku. Mungkin kata-kata tersebut memang terdengar berlebihan. Namun, begitulah kenyataannya.

Sejak SMP, Arman lah yang sudah mengisi hatiku. Aku selalu mengikuti Arman ke mana pun ia pergi. Saat itu, aku belum menginginkan apapun darinya.

BACA JUGAJangan Terbawa Emosi, 3 Cara Menyikapi Pasangan yang Berubah

Sayangnya, kami harus bersekolah di SMA yang berbeda setelah kami lulus. Hal tersebut rupanya tidak menyurutkan rasa cintaku kepada Arman.

Kami masih rutin bertemu dan berbincang walaupun hanya lewat telepon. Entah mengapa, hanya Arman yang bisa kupercaya sebagai teman curhat.

Begitu juga dengan Arman, yang selalu menceritakan isi hatinya kepadaku. Hingga suatu hari, ia menceritakan seorang perempuan yang berhasil mencuri perhatiannya.

Namanya adalah Nina, siswi jurusan IPS. Dari cerita Arman, aku bisa tahu kalau Nina memang benar-benar tipe perempuan yang disukainya. Cantik, pintar dan ketua OSIS. Sudah pasti aku kalah darinya.

Untungnya, Nina tidak membalas perasaan Arman. Dia lebih memilih berpacaran dengan anak basket yang populer di sekolahnya. Jujur saja, aku senang sekali Arman tidak bisa mendapatkan Nina.

Makin lama, perasaanku terhadap Arman makin kuat. Meskipun kami sudah mulai jarang bertemu, aku tetap memikirkannya setiap hari.

Lagi-lagi kami dipisahkan ruang. aku dan Arman kuliah di kampus yang berbeda. Saat itu, aku mulai sering merasa gelisah dan selalu mempertanyakan hubungan kami.

Mungkin dia hanya menganggapku sahabat. Namun, aku menganggapnya lebih dari itu. Aku sangat ingin dia mengetahui perasaanku.

Setelah berbulan-bulan memikirkan cara mengungkapkan perasaanku, aku akhirnya memberanikan diri. Tepat di hari ulang tahunku, aku menyatakan perasaanku terhadap Arman.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Arman selalu datang ke rumahku untuk ikut merayakan ulang tahunku bersama keluargaku.

Memang seperti ini yang kuinginkan di hari istimewaku, yakni bersama keluarga dan pria yang kucintai sejak lama.

Usai menyantap makan malam dan kue ulang tahun, aku mengobrol berdua dengan Arman di depan teras.

Tentu saja aku berbasa-basi terlebih dahulu, sampai akhirnya sampai ke topik utama.

“Arman, aku menyukaiu dari dulu. Aku ingin kita lebih dari sahabat,” ucapku dengan lantang.

Mendengar perkataanku, Arman sangat terkejut dan bingung. Ia mengatakan, aku memang satu-satunya perempuan yang paling mengerti dirinya. Sayangnya, ia hanya menganggapku sahabat.

Meskipun berakhir mengecewakan, aku merasa lega sejak malam itu. Setidaknya, Arman tahu tentang perasaanku.

Aku pun dengan sabar untuk menunggunya, hingga ia memiliki perasaan yang sama terhadapku.

Sekian lama, hubungan kami masih tetap sama. Kami masih terus menjadi sahabat sampai kami berdua lulus kuliah dan bekerja.

Sejak aku mengungkapkan perasaanku terhadap Arman, dia memang sudah tidak pernah menceritakan tentang perempuan lain kepadaku.

Entah memang dia memang tidak dekat dengan perempuan manapun atau karena dia menyembunyikannya dariku.

Ternyata, jawaban yang benar adalah yang kedua. Dia menyembunyikannya dariku. Bertahun-tahun.

Meskipun terasa benar di awal, pada akhirnya ini sangat menyakitkan.

Tiba-tiba saja, Arman datang dan memberikan undangan pernikahan. Aku bahkan tidak kenal dengan perempuan yang akan ia nikahi.

Selama ini, dia memang benar-benar hanya menganggapku sahabat. Tidak lebih.

Dengan penuh lapang dada, aku memberinya selamat dan datang di hari pernikahannya.

Butuh usaha besar untuk tersenyum kepadanya. Padahal, dalam hatiku terasa sakit sekali.

BACA JUGAApakah Orang Suka Selingkuh Bisa Menjadi Pasangan yang Setia?

Waktu terus berlalu, tetapi rasa sakit hati ini belum juga hilang. Begitu juga dengan perasaanku kepada Arman yang tidak bisa menghilang dan digantikan dengan lelaki lain. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co