Terpisah Jarak, Aku Rela Bertahan Demi Halalkan Dia

26 November 2020 23:15

GenPI.co - Sulit rasanya menjalani Long Distance Relationship (LDR), banyak sekali jalan terjal yang kutempuh demi menjalani cinta tanpa sentuhan ini. 

Walaupun aku tahu, bukan aku satu satunya yang mengalami hal ini, namun rasa rindu nyatanya lebih tajam menusuk kala memori bersamanya mulai kembali.

BACA JUGAKarena Aku Tak Romantis, Mike Tega Mendua di Belakangku

Kuingat sentuhannya yang menggoda kian hangat memeluk pilunya hatiku. Kuingat wajah sendu, saat ia kutinggalkan di stasiun Yogyakarta untuk menemaniku pulang ke kota asalku. 

Saat itu, gelapnya malam membutakan mataku. Bukan karena terangnya bulan, namun genangan air di kelopak mataku yang tersorot pijaran lampu jalan.

Aku sadar, tidak sedikit dari para pejuang LDR yang kusut memikirkan bagaimana cara untuk bertemu. Namun, tantangan ini melatihku untuk tetap setia dan sabar. 

Tak pernah sekalipun kutinggalkan hpku bahkan untuk sekedar beranjak ke toilet.

Tak kunjung bosan pula aku menjalani kebiasaan untuk menghubunginya saat berangkat atau pulang dari kantor. 
Sebab, selain komunikasi apalagi yang kamu miliki? Meski berat, berkomunikasi secara intens juga kadang mencapai batasan.

Kadang kala kami terhambat dengan baterai yang habis atau kuota yang menipis. Kadang juga terhambat oleh kebutuhan sehari-hari seperti makan dan mandi. 

Namun, detik telepon tak pernah berhenti, ia selalu setia menungguku untuk hadir dan menyapanya kembali.

Kami juga membiasakan diri untuk memberikan hadiah satu sama lain. Bukan untuk bergaya atau pamer semata, tapi kami butuh sesuatu yang cukup berharga untuk disimpan dan dibawa. 

Mulai dari saling membelikan kaos, perhiasan, atau hanya sekedar kartu ucapan berisi kata-kata pujian jika aku belum gajian.

BACA JUGAHasratku Terpuaskan, Mendua Ternyata Cukup Indah

Namun, kami selalu berusaha untuk berkompromi, dan ia selalu mengerti. Betapa sulitnya menjalani hubungan ini, betapa sulitnya pergi ke mall sendiri. 

Karena pertemuan, canda, tawa yang biasa dilakukan ketika bertemu, kali ini tidak akan semudah itu.

Aku akan selalu menunggu, saat-saat menyenangkan kala kupeluk dirimu, kala kuremas genggaman tanganmu. Kini hanya alat telekomunikasi yang bisa memecah jarak dan waktu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co