Ke Kepri Ketahui Cerita Rakyatnya

09 Maret 2019 16:29

Setiap daerah mempunyai cerita rakyat atau hikayat yang berasal dari masyarakat  di masa lampau. Kisah-kisah tersebut menjadi ciri khas setiap daerah yang memiliki kultur budaya beraneka ragam. Mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing daerah tersebut.

Di Kepulauan Riau (Kepri) terdapat banyak hikayat ataupun cerita melayu yang beredar. Mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan atau orang-orang ternama dengan segala kehebatan, kesaktian ataupun kepahlawanannya. 

Berikut beberapa hikayat dan cerita rakyat melayu yang patut kamu ketahui.

Hikayat Putri Pandan Berduri

Hikayat ini berkisah tentang Batin Lagoi, pemimpin Suku Laut atau Suku Sampan di Pulau Bintan, yang menemukan seorang bayi perempuan di semak-semak pandan di tepi laut. Batin Lagoi kemudian mengangkat bayi itu sebagai anak dan diberinya nama Putri Pandan Berduri.

Batin Lagoi mengasuh Putri Pandan Berduri seperti layaknya seorang putri raja. Setiap hari Batin Lagoi mengajarinya budi pekerti luhur, sehingga ia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan berbudi bahasa lembut. Kecantikan Putri Pandan Berduri mengundang decak kagum para pemuda kampung di Bintan. Namun, tak seorang pun yang berani meminangnya, karena Batin Lagoi menginginkan putrinya menjadi istri seorang anak raja atau megat. 

Putra Lokan

Kisah ini menceritakan seorang raja dan permisuri yang tidak memiliki keturunan. Padahal sudah menikah belasan tahun lamanya. Suatu hari mereka berdua berkelah di muara sungai dan permaisuri ditemani dayang-dayang mandi di sungai. Entah apa sebabnya tiba-tiba permaisuri jatuh pingsan. Setelah diperiksa, ternyata permaisuri sedang berbadan dua.

Ini merupakan kabar gembira bagi kerajaan. setelah melahirkan, betapa terkejutnya raja dan permaisuri karena anak yang dilahirkan berupa lokan. Peristiwa ini merupakan aib bagi raja. raja bingung dan malu, lalu permaisuri dan anaknya lokan dibuang ke dalam hutan.

Batu Belah Batu Betangkup

Si Jangoi merupakan salah satu cerita rakyat Melayu yang cukup terkenal di daerah Kepulauan Riau, khususnya daerah Kota Penyengat yang cukup bersejarah. Syahdan, di negeri Pulau Penyengat, masyarakatnya hidup bahagia dan aman. Masyarakatnya ramah tamah, bersopan santun, dan saling kasih mengasihi antara satu sama lainnya Akan tetapi kondisi kehidupan masyarakat Pulau Penyengat akhirnya terganggu setelah kehadiran seorang anak yang bernama si Jangoi tersebut.

Jangoi merupakan julukan untuk anak yang nakal, yang suka mengusik orang. Apalagi mengusik anak dara, tak perduli pagi, siang, petang ataupun malam. Di saat orang menjaring, Jangoi pun suka merusak jaring orang. Pendek kata ada saja hal usil yang dilakukan oleh si jangoi untuk mengganggu orang lain. Begitulah sifat si Jangoi yang selalu nakal dan jahat kepada orang lain. 

Puaka Tanjung Penyambung

Cerita ini menghisahkan seorang anak bernama Atan Comot yang durhaka kepada ibunya. Atan Comot hilang ditelan laut karena ibunya menyumpahinya. Hal ini terjadi ketika Atan Comot yang sudah kaya raya malu menerima makanan kesayangannya ketika masih kecil, yaitu borin asap dengan ulam latuh. Peristiwa itu terjadi ketika Atan menendang baki berkarat yang berisi borin asap dan ulam latuh yang dibawa ibunya. Kemudian Atan memukul tangan ibunya yang berpegang pada tepi perahu sehingga ibunya terjatuh ke dalam sampan kecilnya dan hampir tercebur ke laut.

Baca juga: Kepulauan Riau, Beda Tempat Lain Dialek Melayunya

Ibu Atan sangat sedih, kesal dan marah. Kemudian , ibu Atan pergi ke sebuah batu di Tanjung Penyabung itu dan berdoa. Setelah doa itu selesai, tiba-tiba guruh menggelegar dan angin ribut turun dengan kencangnya menenggelamkan perahu Atan. Atan menjerit minta tolong dan minta ampun pada ibunya, tetapi sudah terlambat. Atan hilang ditelan laut.

Cerita di atas hanya sebagian saja. masih banyak kisah-kisah lainnya yang dimiliki Kepulauan Riau. Lainnya antara lain, Pinang Gumba, Bidu Berjanggut, Silang Juna, Si Jambu Rakai, Jerambang, Dandan Setia Nazar Dicintan, Panglima Undan, Panglima Daik, Gunung Lima beradik.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co