GenPI.co - Selama ini kelebihan berat badan dan obesitas, dengan standar indeks massa tubuh (IMT) 25-30 ke atas, dianggap sebagai kontributor utama diabetes tipe 2.
Namun, orang dengan IMT lebih kecil, seperti pada rata-rata orang Asia, standar tersebut tidak berlaku.
BACA JUGA: Waspada, Tiga Golongan Darah Ini Rentan Kena Penyakit Diabetes
American Diabetes Association (ADA) melihat ini pada penduduk dari kelompok etnis Asia-Amerika yang dapat mengembangkan penyakit diabetes saat mengalami kenaikan berat badan dan IMT di bawah standar, yang ditentukan berdasarkan rata-rata kelompok etnis lain di Amerika.
ADA telah menyugestikan penurunan angka IMT, yang diukur dengan membagi berat badan dengan tinggi badan, untuk memulai skrining diabetes tipe 2 pada penduduk keturunan Asia-Amerika.
Pedoman baru ini menyarankan skrining pada IMT 23 atau lebih tinggi.
Menurut US National Institutes of Health, kelebihan berat badan diindikasikan saat seseorang memiliki IMT 25 ke atas, sedangkan obesitas dimulai ketika orang mencapai IMT 30 ke atas.
Kelompok etnis Asia mengembangkan diabetes pada IMT yang lebih rendah karena perbedaan komposisi tubuh mereka.
Kelebihan berat badan yang dialami cenderung karena penumpukan lemak di daerah pinggang, bukan di paha dan bagian tubuh lainnya, menurut ADA.
"Selama bertahun-tahun dokter telah mengetahui bahwa Asia-Amerika cenderung memiliki prevalensi diabetes yang lebih tinggi walaupun mereka memiliki berat badan normal," kata Dr Maria Pena, dari Center for Weight Management di North Shore-LIJ's Syosset Hospital, New York.
Pada kenyataannya, pencegahan diabetes yang benar tidak hanya sebatas mengukur tinggi dan berat badan.
BACA JUGA: Lebih Enak dari Kopi, Ini 5 Minuman Hangat yang Ramah Diabetes
Penyedia layanan kesehatan perlu memiliki pemahaman yang lebih mengenai tradisi kuliner dan budaya terhadap dampaknya bagi kesehatan metabolisme tubuh. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News