Adib Sulap Limbah Batik jadi Cat Tembok

11 Maret 2019 10:51

Semenjak ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, popularitas batik semakin meningkat. 

Kain batik yang dulunya terkesan kuno, kini berubah menjadi tren seluruh kalangan tak terkecuali bagi para generasi milenial. Mereka tak canggung lagi untuk tampil dengan padu padan kain batik.

Namun, makin populernya kain batik terkadang juga memberikan pengaruh buruk bagi alam sekitar. Tak sedikit produsen kain batik yang tidak mengolah limbah hasil pemrosesan kain ini dengan baik. 

Baca juga: Mengintip Museum Batik Pekalongan

Solusi yang sudah dimunculkan pemerintah adalah dengan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di dekat titik produksi batik, yang ternyata memerlukan anggaran yang cukup besar. Hal itupun yang kemudian membuat gerah salah satu pemuda di Bojonegoro, Jawa Timur.

Adalah Adib Nurdiyanto penggagas ide pengolahan limbah hasil pemprosesan kain batik di Rumah Kreatif, Desa Mojodeso, Bojonegoro untuk diubah menjadi cat tembok. 

Adib memperhatikan bahwa perlu adanya pengolahan limbah dari produksi batik, dan tidak dibuang begitu saja ke saluran air. Limbah batik tersebut merupakan limbah hasil dari pewarnaan ketika memproses kain batik.

 Adib mengungkapkan, setelah mempelajari kandungan dari limbah tersebut, dia pun memanfaatkannya menjadi produk turunan berupa cat tembok.

 Tepatnya di Rumah kreatif, Mojodeso Bojonegoro, proses pemanfaatan limbah batik ini diolah menjadi cat tembok. Bersama para timnya, Adib menampung limbah tersebut dalam jirigen yang kemudian dipadukan dengan 3 bahan pelengkap lainnya. 

Cat tembok diberi nama Cat Tembok Dalang (Daur Ulang) dengan kemasan 1.000 ml.

 “Uji coba penggunaan cat tembok ini dilakukan oleh para tim Rumah Kreatif pada tembok, paving dan kayu. Daya tahannya nggak kalah dengan cat buatan pabrik. Pastinya akan kami terus kembangkan sehingga bisa siap secara masal dipasarkan,” ujarnya.

Rumah kreatif yang dirintis Adib terletak di Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Berbagai kreativitas dan inovasi tumbuh dan berkembang secara mengalir disini. Lainnya seperti menghasilkan tujuh jenis minuman herbal di antaranya teh bougenville, teh kemangi, teh daun kersen, teh daun mangga, saka putih, wedang okra, dan sari binahong.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina
batik   limbah  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co