Ana, Pelukis Surealism dari Lombok Timur

19 Maret 2019 14:19

Namanya Maimanah Amini. Akrab disapa dengan nama kecil, Bu Guru Ana. Sejak duduk di sekolah menengah, ia menggeluti seni lukis sebagai hobi sekaligus dunianya. Hobi itulah  membuatnya eksis menjadi seorang pelukis perempuan di Lombok, tepatnya di Lombok Timur.

Saat ini, pelukis yang sudah teguh di aliran ‘surealism’ mengajar melukis di dua tempat. Pertama, di salah satu sekolah negeri terfavorit di Lombok Timur, SMPN 1 Selong. Selain itu, ia juga mengajar di sanggar melukis sekaligus tempat tinggalnya. Namanya Sanggar Pelukis Waktu,  juga berlokasi  di pusat kota Selong.

Ana  sering melakukan pameran lukisan bersama. Untuk tahun ini, ia berharap bisa menyelesaikan tiga lukisan baru. Karya tersebut  akan ia ikutkan dalam sebuah pameran lukisan di bulan Desember nanti.

Lukisan Cidomo, Transportasi Utama di Gili Tramena (Trawangan, Meno dan Air)

“Proses kreatif saya jaga dengan beberapa proyek kecil. Yang terakhir, kami mengerjakan mural di dinding kompleks pondok pesantren Mualimin Pancor. Kalau di awal tahun ini, saya menjadi juri dari beberapa lomba menggambar dan sedang belajar melukis ‘hypersurealism’,” tutur Ana kepada GenPI.co, belum lama ini.

Hansani, seorang pelukis ‘hypersurealism’ asal Jawa Timur yang sedang berada di Lombok, didapuk Ana menemani belajar aliran ini.

“Hypersurealism itu bagi saya, setingkat lebih sulit dari surrealism yang selama ini saya tekuni. Jadi, lebih sebagai merefresh proses kreatif saja,” tambah Ana.

Hansani sendiri sudah cukup sering datang berkunjung ke Lombok. Kegiatan ekstra, berkumpul bersama sesama pelukis, baginya lebih sebagai menjaga network.

“Saya memilih menggunakan kalimat ‘berbagi’. Istilah guru dan murid di sini kurang tepat. Toh, teman-teman pelukis di Lombok sudah eksis dan karya lukis mereka juga sudah banyak. Sebagian bahkan cukup rajin mengikuti pameran lukisan,” jelas Hansani, ketika diminta menyampaikan kesannya tentang Ana.

Andy, salah seorang rekan pelukisnya yang juga sama-sama di aliran ‘surealism’ menyebutkan, Ana adalah pelukis perempuan Lombok yang masih eksis berkarya. Sanggar Pelukis Waktu, menjadi satu wadah berkumpulnya beberapa pelukis di Lombok Timur.

Jika karya-karya Ana sebagian besar cukup feminin, misal dengan mengambil objek lukis bunga, atau sosok-sosok perempuan, Andy sendiri cenderung fokus pada gambaran masyarakat kelas bawah.

Bagaimana pun, keberadaan Ana dan Andy melalui media lukisan, menunjukkan sisi lain Lombok. Selain mereka berdua, beberapa pelukis Lombok Timur lainnya di Sanggar Pelukis Waktu, juga tetap memberikan warna bagi dunia pariwisata di pulau seribu masjid ini. Khususnya di Lombok Timur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred
Ana   pelukis   Surealism   Lombok Timur   NTB   Inspirasi   pariwisata   Selong  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co