Sang Ikon Sa'dan To'barana, Ne' Panggau Pemintal Benang

09 April 2019 12:59

GenPI— Sa'dan To'barana adalah kawasan wisata yang dikembangkan khusus bagi wisatawan yang ingin belajar dan belanja tenun khas Toraja. 

Lokasinya bisa ditempuh selama 30 menit dari kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Destinasi wisata ini buka setiap hari, sejak pagi hingga sore hari.

Perjalanan menuju Sa'dan To'barana melewati kampung dan persawahan. 

Tempatnya mudah ditemukan, jadi tidak perlu takut tersesat. Kamu juga bisa menggunakan jasa tour guide. Penduduk setempat ramah terhadap pendatang.

Di sini, kamu bisa bertemu dengan Ne' Panggau.

Ne' Panggau telah menjadi ikon Sa'dan To'barana, setelah beberapa waktu yang lalu wajahnya meramaikan lomba foto nasional.

Baca juga: 7 Kain Tenun Warisan Budaya Khas Nusantara

Foto karya seorang fotografer asal Makassar tersebut, menyabet penghargaan. 

Sejak saat itu, Ne' Panggau menjadi idola para fotografer serta wisatawan yang datang ke Toraja Utara. 

Saat berwisata tenun di Sa'dan To'barana bisa menyaksikan langsung aktivitas sang nenek berusia 89 tahun ini. Saat sang nenek memintal benang, dan juga menenunnya. 

Pekerjaan memintal telah dilakukan sang nenek sejak zaman penjajahan Jepang. 

Ne' Panggau yang gemar makan sirih ini, adalah generasi kedua dalam keluarganya yang berprofesi memintal benang dan menenun. 

Meski telah berusia lanjut, Ne'Panggau masih sangat produktif. 

Dalam sehari, sang nenek bisa menghasilkan tiga gulungan benang, sebagai bahan dasar tenun ikat Toraja. 

Sesekali, nenek merebahkan tubuh rentanya diatas tikar. 

Namun, tak jarang istirahat siangnya seketika berakhir, kala pengunjung tiba-tiba datang dan ingin melihat nenek memintal benang.

Ne' Panggau memintal benang berbahan dasar kapas. 

Ne' Panggau kini berusia 89 tahun (foto: Suzana Dorothea Dera)

"Nenek belajar  begini dari orang tua, dan ini masih pakai alat yang sama," katanya lembut sembari tangan terus memegang ujung benang. 

Dalam bahasa Toraja, memintal bisa disebut dengan Ma' ngunu . sedangkan alat pintal itu sendiri disebut unuran. 

Sang nenek sanggat bangga dengan unuran miliknya. 

Benda itu selalu mengingatkan dia saat belajar menenun dengan para orang tua di zaman dulu. 

Boleh dibilang, unuran miliknya adalah alat pintal tertua yang ada di Toraja saat ini. 

Sang nenek juga menambahkan, beberapa bahan yang dipakai untuk memberi warna pada benang yang diproduksinya. 

Dia mengatakan, warna merah berasal dari akar mengkudu, hitam dari kulit kayu bilante, kuning dari kunyit sedangkan warna biru biasanya dari tarum. 

Benang hasil produksi Ne'Panggau kemudian dibeli oleh ibu-ibu di lapak jualan, yang bersebelahan dengan tempat nenek memintal. 

jika berkunjung ke Rantepao, Toraja Utara, pastikan kamu mampir ke Sa'dan To'barana. 

Selain belanja kain, kamu juga bisa belajar memintal benang langsung dari ahlinya. Sungguh asyik bukan?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co