4 Drama Korea dengan Cerita Tentang Kotornya Dunia Politik

GenPI.co - Drama Korea (drakor) tidak melulu menceritakan kisah romantis, namun juga mengangkat mengenai kisah menegangkan dan kotor dunia politik yang tak kalah menegangkan. 

Meski mengangkat kisah yang rumit beberapa drama ini justru menjadi serial yang banyak diperbincangkan.

BACA JUGA: Mengharukan! 4 Drama Korea yang Menceritakan Perjuangan Janda

Berikut adalah 4 rekomendasi drama Korea tentang kotornya dunia politik, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.

1. Vagabond

Drama ini dibintangi oleh aktis Suzy dan aktor Lee Seung Gi. Vagabond ini menjadi salah satu drama yang paling banyak dibicarakan.

Tak hanya itu, drama ini juga diungkapkan memiliki harga produksi yang cukup tinggi. 

Drama ini menceritakan tentang Cha Dal Gun (Lee Seung Gi), seorang stuntman yang berjuang mengungkapkan kebenaran di balik tewasnya keponakannya dalam kecelakaan pesawat saat hendak ke Maroko.

Cha Dal Gun mencurigai adanya keterlibatan pemerintah dalam kejadian tersebut.

2. The Fiery Priest

Drama ini menceritakan tentang mantan anggota pasukan khusus militer Korsel.

Kim Hae Il (Kim Nam Gil) memilih untuk luar dari militer karena sempat melakukan kesalahan saat perang.

Hal tersebut membawanya pada trauma yang mengubah hidupnya dan memilih menjadi seorang pastor.

Namun, setelah memutuskan menjadi pastor, justru lebih banyak lagi masalah yang dihadapi terlebih dalam konspirasi busuk para politikus dan hakim. 

3. Remember: War of the Son

Remember: War of the Son menceritakan tentang seorang pengacara termuda di Korea dengan kemampuan mengingat yang sangat luar biasa.

Dia memiliki tekad untuk menjadi seorang pengacara yang bisa kembali membersihkan nama sang ayah karena dituduh sebagai pembunuh. 

BACA JUGA: 3 Drama Korea Tentang Pembunuhan Berantai Berdasarkan Kisah Nyata

4. Chief of Staff

Drama ini menceritakan tentang Jang Tae Joon (Lee Jung Jae), seorang kepala staf atau asisten anggota parlemen yang bekerja di Majelis Nasional Korea.

Dia mengurus segala kepentingan bosnya. Sebelum berada di posisi ini, dia bekerja sebagai seorang direktif kemudian berambisi menjadi anggota parlemen dan bergabung partai politik. (*)