Hubungan Kamu Didasari Cinta atau Nafsu? Ketahui Perbedaannya

GenPI.co - Ungkapan yang mengatakan bahwa cinta itu buta rasanya memang benar. Pasalnya, banyak orang yang sedang jatuh cinta hanya melihat hal baik dari pasangan.

Padahal, ada banyak kekurangan dan keburukan yang dimiliki pasangannya. Hubungan seperti itu biasanya tidak berawal dari hati, tapi dilandasi oleh nafsu saja. 

BACA JUGA: 4 Cara Manjur Memperbaiki Hubungan saat Ketahuan Selingkuh

Lalu, bagaimana cara untuk mengetahui hubungan yang dilandasi nafsu atau cinta? 

Berikut ialah tanda-tanda hubungan yang menggunakan nafsu dan yang tercipta karena cinta, seperti yang sudah dirangkum GenPI.co dari berbagai sumber:

Nafsu:

1. Hubungan yang berlandaskan nafsu dapat dilihat bila pasangan selalu dan melulu fokus pada penampilanmu.

Hal ini menunjukkan bahwa pasangan hanya tertarik dengan fisikmu, bukan pada kepribadianmu seutuhnya.

2. Pasangan tidak tertarik untuk berinteraksi mengenai hal-hal yang lebih pribadi dengan kamu.

Dia tak pernah membicarakan tentang keluarga, pekerjaan, dan perasaan, tapi saat interaksi dilakukan secara fisik, mendadak dia sangat bergairah.

3. Pasangan tak pernah mengucapkan rasa cinta, rindu, dan menunjukkan rasa cemburu.

Hal itu menunjukkan bahwa dia hanya membutuhkan tubuhmu dibandingkan kehadiranmu dalam hidupnya.

Cinta: 

1. Pasangan yang menjalin hubungan karena cinta pasti memiliki keinginan untuk menghabiskan waktu berdua saja.

Hal itu dilakukan untuk saling tukar cerita, berbagi guyonan, atau bermimpi soal masa depan, intinya ialah membangun komunikasi yang nyata.

2. Pasangan yang tengah jatuh cinta selalu ingin bertemu setiap waktu.

Tak hanya untuk tukar kasih lewat kontak fisik, tapi lebih karena ingin melihat wajah, senyum, mata, dan apa pun yang ada pada kekasihnya.

3. Pasangan yang benar-benar merasakan cinta akan menerima kekurangan dari kekasihnya.

BACA JUGA: Tingkat Kedewasaan dalam Hubungan Cinta Bisa Dicek dari 4 Hal Ini

Dia hadir untuk melengkapi kekurangan tersebut dan perihal rupa, tidak terlalu jadi masalah baginya, yang terpenting, saling melengkapi. (*)