GenPI.co - Tunisia pada Minggu (9/5/2021) siap memulai sepekan pembatasan virus corona yang mencakup liburan Idul Fitri, ketika rumah sakit berjuang untuk tetap bertahan di tengah melonjaknya kasus Covid-19.
Dilansir AFP, Senin (10/5/2021), Perdana Menteri Hichem Mechichi mengatakan bahwa Tunisia sedang mengalami krisis kesehatan terburuk dalam sejarahnya dan bahwa fasilitas kesehatan berada dalam risiko runtuh.
BACA JUGA: Gebrakan Baru Tanzania Lawan Corona Menggetarkan, Dunia Melongo
Hingga Minggu depan, masjid, pasar, dan toko non-esensial harus ditutup, pertemuan dan perayaan keluarga atau budaya dilarang, dan orang dilarang bepergian antar daerah.
Jam malam mulai jam 7 malam (18:00 GMT), bukan jam 10 malam, dan berlaku sampai jam 5 pagi.
Selain itu, sekolah telah ditutup sejak pertengahan April.
Toko-toko di sepanjang Jalan Habib Bourguiba pusat Tunisia dan di kota tua semuanya tutup.
Sebagai informasi, Tunisia yang negara berpenduduk hampir 12 juta, secara resmi mencatat lebih dari 319.000 kasus virus corona dan 11.350 kematian.
Lebih dari 500 orang saat ini dalam perawatan intensif, tingkat yang sebelumnya tidak terlihat di negara Afrika Utara.
Negara itu telah mendirikan rumah sakit lapangan untuk menangani masuknya pasien.
Tunisia juga berjuang untuk memenuhi kebutuhan oksigennya, dan telah meminta bantuan dari negara-negara Eropa dan bahkan Aljazair yang bertetangga, berjuang dengan krisis kesehatannya sendiri.
BACA JUGA: Gebrakan Maut Amerika Lawan Corona Menggetarkan, Dunia Melongo
Kampanye vaksinasi yang diluncurkan pada pertengahan Maret, sebulan lebih lambat dari yang direncanakan, berjalan lebih lambat dari yang diantisipasi.
“Jumlah pasien di rumah sakit hampir dua kali lipat hanya dalam sebulan,” tutur seorang dokter di gugus tugas ilmiah Covid-19 Tunisia, Amin-Allah Messadi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News