Rahasia Hamas Bertahan dari Gempuran Israel Bikin Kaget

27 Mei 2021 16:40

GenPI.co - Di atas kertas, Hamas bisa dengan mudah dihancurkan Israel. Tapi yang terjadi jusru Hamas mampu bertahan dan membalas serangan. Rahasia kekuatannya pun bikin kaget. 

Lantas apa yang menjadi sumber kekuatan Hamas? Mengapa mereka bisa balas merepotkan Israel di tengah keterbatasannya?

BACA JUGA: Anak Pendiri Hamas Membelot ke Israel, Ancamannya OMG!

Gerakan intifada diklaim membuat Hamas kian kuat. Mereka mampu membuat roket secara mandiri.

Pada 2001 misalnya, Hamas berhasil membuat misil Qassam dengan jangkauan tembak mencapai 10 kilometer.

Sejak Israel menarik mundur pasukan dari Gaza pada 2005, Hamas kian sukses mengumpulkan persenjataan dari Iran dan Suriah melalui Sudan dan Mesir.

Beberapa misil dengan jarak tembak yang berbeda-beda juga dibuat oleh Hamas. Roket Grads adalah salah satunya.

Ini rutin digunakan Hamas sejak 2006. Roket ini merupakan rakitan dari Iran dan China dengan jarak tembaknya mulai dari 18 hingga 40 kilometer.

Kemudian ada roket FAJR-5 dengan jarak tembak lebih dari 75 kilometer. Business Insider menyatakan roket ini adalah senjata bergengsi dari Iran untuk Hamas.

Kemudian ada roket Khaibar M-302 yang berasal dari Suriah. Israel meyakini bahwa roket ini belum bisa dibuat secara mandiri oleh Hamas.

Jarak tembaknya mencapai 150 kilometer dan dibawa ke Jalur Gaza oleh Iran.

Hamas juga fokus pada penguatan industri lokal. Salah satu video memperlihatkan militan Hamas sedang merakit roket dengan jarak tembak 80 kilometer dengan merontokkan misil-misil bekas Israel yang ditembakkan ke Jalur Gaza.

Persenjataan terbaru Hamas adalah dan roket Ayyash dengan jarak tembak mencapai 250 kilometer.

Perkiraan harga misil tersebut adalah 300–800 dolar AS dan tentu sangat jauh dibandingkan dengan keseriusan Israel untuk mendanai Kubah Besi.

Namun Hamas juga meluncurkan kapal tanpa awak (drone) bawah laut atau unmanned underwarter vehicles (UUV).

Israel memperkirakan UUV itu dirakit dari kendaraan komersil yang kemudian diubah bentuk menjadi senjata dan membawa 30-50 kilogram bahan peledak.

Hamas memang sudah berusaha membuat kendaraan tanpa awak ini sejak 2014. Baru belakangan ini saja UUV digunakan.

Sekarang, Hamas punya sumber dana yang stabil. Dana Hamas kebanyakan diperoleh dari negara pendukung seperti Iran, Qatar, dan Suriah.

Iran pernah mengatakan akan menaikkan sumbangan ke Hamas sebesar USD 30 juta dolar per bulan pada 2019.

Sedangkan Qatar diperkirakan telah menyumbangkan sekitar USD 1,8 miliar ke Hamas. Ketika Hamas menguasai jalur Gaza, uang yang masuk juga kian beragam.

Dana kini tak lagi dari Iran dan Suriah, tapi juga dari pemerintah Palestina. Bahkan Israel juga ikut menyumbang.

Dana itu tidak serta-merta diperuntukan untuk persenjataan, tapi juga pemulihan jalur Gaza.

Masalahnya, tidak ada laporan resmi dari Hamas tentang pemanfaatan dana tersebut.

The Economic Times mencatat, Hamas sudah berkembang dari gerakan milisi menjadi semi-militer.

BACA JUGA: Operasi Rahasia Mossad Bikin Roket Hamas Kurang Ganas, Kok Bisa? 

Senjata Hamas kian canggih. Tidak heran korban jiwa dari serangan Israel mencapai 248 nyawa dan 66 orang di antaranya adalah anak-anak.

Di Israel sendiri 14 orang meninggal dunia, termasuk 1 orang anak kecil. Setelah gencatan senjata akhir Mei 2021, baik Hamas dan Israel sama-sama mengklaim kemenangan.

“Bagaimana pun Hamas berusaha memborbardir Israel dan seberapa lama Israel menyerang Jalur Gaza. Perang ini tidak akan mencapai apa pun selain keadaan status quo seperti sebelumnya,” catat kolumnis Washington Post, Max Boot. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co