Pengakuan Amerika Serikat Sangat Mengagetkan Karena Ini, Ternyata

03 Juni 2021 22:53

GenPI.co - Militer Amerika Serikat telah mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan 23 warga sipil secara tidak sengaja di zona perang asing pada tahun 2020, jauh di bawah angka yang dikumpulkan oleh lembaga non-pemerintah.

Tetapi juga mengakui lebih banyak kematian warga sipil dari tahun-tahun sebelumnya.

"Penghitungan itu termasuk kematian warga sipil dalam operasi di Irak, Afghanistan, Somalia, Yaman dan Nigeria," demikian menurut laporan Pentagon, seperti dilansir dari AFP, Kamis (3/6/2021).

BACA JUGA:  Tragis! 43.000 Anak di Amerika Jadi Yatim Piatu Akibat Corona

Departemen Pertahanan AS menilai bahwa ada sekitar 23 warga sipil tewas dan sekitar 10 warga sipil terluka selama tahun 2020 sebagai akibat dari operasi militer AS.

Sebagian besar korban sipil berada di Afghanistan, di mana Pentagon mengatakan bertanggung jawab atas 20 kematian.

Satu warga sipil tewas di Somalia pada Februari 2020 dan satu lagi di Irak pada Maret. Dokumen yang dirilis ke publik tidak menyebutkan kapan atau di mana korban ke-23 dibunuh.

BACA JUGA:  Amerika-China Panas Lagi, Nama Indonesia Ikut Disebut

Dokumen tersebut menyebutkan bahwa meskipun Kongres mengalokasikan $ 3 juta ke Pentagon pada tahun 2020 untuk kompensasi finansial kepada keluarga korban sipil, tidak ada kompensasi seperti itu yang dibayarkan.

LSM secara teratur mempublikasikan jumlah korban sipil yang jauh lebih tinggi di daerah-daerah di mana militer AS aktif di seluruh dunia.

BACA JUGA:  Kim Jong Un Kirim Ancaman Mengerikan, Amerika Serikat Meriang

LSM Airwars, yang mencantumkan korban sipil dari serangan udara, mengatakan bahwa perkiraan paling konservatif mereka menunjukkan bahwa 102 warga sipil tewas dalam operasi AS di seluruh dunia.

Misi Bersatu di Afghanistan (UNAMA) menghitung 89 tewas dan 31 terluka dalam operasi oleh pasukan koalisi pimpinan AS, kata Airwars.

Di Somalia, di mana Pentagon hanya mengakui satu kematian warga sipil, Airwars dan LSM lain memperkirakan jumlah korban tewas tujuh orang, sementara di Suriah dan Irak sumber-sumber lokal melaporkan enam orang tewas.

“Jelas bahwa penyelidikan dan pengakuan Departemen Pertahanan atas kerugian sipil tetap sangat tidak memadai,” kata Hina Shamsi dari American Civil Liberties Union (ACLU).

Laporan itu juga mengakui bahwa 12 insiden tambahan pada 2017 dan 2018, yang menewaskan sedikitnya 50 warga sipil dan 22 lainnya terluka, tidak dilaporkan secara tidak sengaja di masa lalu.

Satu serangan udara di al-Zira di Irak pada 6 Januari 2017 menewaskan 16 warga sipil, dan satu lagi di Mosul pada 12 Januari 2017 yang menewaskan 12 warga sipil.

Pada 13 Agustus 2017, 12 warga sipil tewas dan enam lainnya terluka setelah serangan udara di Raqqa di Suriah. Saat itu, AS dan sekutunya sedang memerangi ISIL (ISIS).

Selain itu, 50 kematian warga sipil yang sebelumnya tidak dilaporkan, Pentagon juga mengatakan bahwa 12 warga sipil tewas di al-Bayda di Yaman pada 29 Januari 2017 lalu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co