Erdogan Ngamuk! Ancam Bombardir Kamp Pengungsi Kurdi di Irak

04 Juni 2021 12:10

GenPI.co - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan Irak bahwa Turki akan membersihkan sebuah kamp pengungsi di negara itu.

Kamp tersebut dikatakan menyediakan tempat yang aman bagi gerilyawan Kurdi.

Pasukan Turki telah meningkatkan serangan terhadap pangkalan-pangkalan Partai Pekerja Kurdistan (PKK)di Irak utara selama setahun terakhir,

BACA JUGA:  Duarrr! Pos Militer Suriah Dibombardir Israel, Musuh Kocar-kacir

Militer memfokuskan tembakan dan serangan mereka terutama pada sebuah teritori seluas 30 km di Irak bernama Makhmour.

Kamp yang berjarak 180 km selatan perbatasan Turki itu telah menampung ribuan pengungsi Turki selama lebih dari dua dekade

BACA JUGA:  Kebakaran Hebat Lumat Kilang Minyak Iran, Ada Sabotase Lagi?

Erdogan mengatakan bahwa Makhmour adalah inkubator bagi militan Kurdi dan harus ditangani.

“Jika PBB tidak membersihkannya, kami akan melakukannya sebagai anggota PBB,” kata Erdogan

BACA JUGA:  Hamas Jangan Lega Dulu, Pernyataan Mayor Israel ini Bikin Lemas

Dia mengatakan bahwa Ankara percaya Makhmour merupakan ancaman besar seperti halnya benteng PKK di pegunungan Qandil yang lebih jauh ke utara.

Seorang pejabat senior Irak mengatakan kepada Reuters bahwa Turki pekan lalu mengeluh ke Baghdad tentang kegiatan teroris yang diluncurkan oleh PKK dari kamp mereka di Makhmour melawan Turki.

Pejabat itu mengatakan.komandan keamanan dan pejabat lokal menyelidiki keluhan Turki dan mengatakan kepada pemerintah bahwa kamp Makhmour dikendalikan oleh pejuang PKK yang tidak mengizinkan akses ke pasukan pemerintah.

Kamp Makhmour didirikan pada 1990-an ketika ribuan orang Kurdi dari Turki melintasi perbatasan dalam sebuah gerakan yang menurut Ankara sengaja diprovokasi oleh PKK.

Sementara PKK sendiri ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Organisasi itu melakukan pemberontakan melawan negara di Turki tenggara yang sebagian besar penduduknya Kurdi sejak 1984. Lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik tersebut. (Reuters)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co