GenPI.co - Sebuah ledakan menghantam sebuah pos pemeriksaan di kota Sebha, Libya selatan pada hari Minggu (6/6).
Pejabat kota dan petugas medis melaporkan, peristiwa itu menewaskan sedikitnya dua orang termasuk seorang perwira polisi senior.
Sebuah sumber keamanan di Sebha mengatakan ledakan itu disebabkan oleh seorang pembom bunuh diri dalam sebuah bom mobil.
ISIS pada Minggu malam mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Kelompok itu mengatakan salah satu gerilyawannya menyerbu pos pemeriksaan menggunakan mobil bermuatan bahan peledak.
Sebha berada di selatan Libya, sekitar 130 kilometer (80 mil) dari Taraghin, tempat ISIS melakukan serangan bom tahun lalu yang tidak menimbulkan korban.
Libya telah mengalami satu dekade kekacauan dan kekerasan sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 menggulingkan kepala negara Muammar Gaddafi.
Akan tetapi kemajuan mulai terlihat setelah dua pihak utama yang bertikai menyetujui pemerintahan baru pada tahun ini.
Pembentukan pemerintahan terpadu dan dorongan untuk pemilihan nasional pada bulan Desember dipandang sebagai harapan terbaik dalam beberapa tahun untuk solusi politik yang langgeng.
Meski demikian prosesnya masih penuh dengan tantangan.
Sebagian besar wilayah di Libya masih dikuasai oleh kelompok bersenjata lokal. Sementara kekuatan besar dari luar belum menarik pejuang asing dari garis depan.
Sementara tokoh-tokoh kunci negara itu masih berselisih terkait pengelolaan sumber daya ekonomi Libya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News