GenPI.co - Naftali Bennett, resmi menjadi PM baru Israel. Ada fakta dahsyat yang disimpan politisi sayap kanan Partai Yamina itu.
Fakta ini bisa sangat mengagetkan. Itu sebabnya dia mampu melengserkan Benjamin Netanyahu.
Bennett berhasil mencapai posisi Perdana Menteri Israel hanya dengan bermodal 6 kursi di Parlemen.
Berikut beberapa fakta dahsyat yang perlu diketahui soal Naftali Bennet. Apa saja? Ini ulasannya.
1. Politisi ekstrim sayap kanan
Bennett adalah mantan sekutu dari Benjamin Netanyahu. Sebagian mengenalnya sebagai politisi ekstrim sayap kanan.
Lahir di Haifa, Israel, 49 tahun lalu, Bennett juga veteran militer dan pengusaha di bidang teknologi.
Di Tahun 1996, dia menjadi bagian dari Militer Israel. Salah satu misi yang dijalankan adalah serangan di desa Kafr Qana, Lebanon.
Pada misi tersebut, Bennett nyaris tewas, namun terselamatkan berkat serangan artileri ke fasilitas PBB yang menampung 102 pengungsi.
Misi itu dikenal sebagai pembantaian Qana. Setelah menyelesaikan dinas militernya, Bennett berkarier di industri teknologi.
Tahun 1999, dia membangun startup pengembangan piranti lunak anti-penipuan.
2. Karier politiknya berawal dari Netanyahu
Tahun 2005, Bennett menjual startupnya dengan harga USD145 juta. Di titik inilah Bennett masuk ke dunia politik.
Awalnya dia menjadi staf ahli dari Benjamin Netanyahu di tahun 2008. Karier di politik mengantarkannya pada posisi Kepala Dewan Yesha.
Yesha bertanggungjawab atas pendudukan pemukiman-pemukiman Palestina di West Bank (Tepi Barat) yang diklaim Israel.
Pengalamannya di Yesha membentuk mindsetnya soal pro-pendudukan dan pencaplokan tepi barat.
Mindset itu dia bawa ketika kembali ke politik, terutama ketika membentuk Partai Rumah Yahudi dan Partai Yamina.
Belakangan, partai itulah yang membawa dia ke kursi PM dengan memenangkan enam kursi di pemilu legilsatif.
3. Halalkan pencaplokan wilayah Palestina
Meski Naftali Bennett tidak tinggal di West Bank, pencaplokan wilayah itu menjadi salah satu agenda politiknya.
Dia memandang Israel sangat berhak atas Tepi Barat. Padalah, hukum internasional melarang.
Selain mendukung pencaplokan Tepi Barat, Bennett juga seorang Anti-Palestina.
Dia menyebut negara Palestina sebagai masalah untuk Israel. Dia juga pernah mendukung pembunuhan terhadap teroris asal Palestina dibanding rehabilitasi serta deradikalisasi.
Salah satu wujud terakhir sikap Anti-Palestinanya adalah memperkuat kendali Israel atas wilayah Bukit Bait Suci.
Bulan lalu, Bukti Bait Suci menjadi lokasi bentrokan antara aparat Israel dengan umat Muslim yang tinggal di Yerusalem Timur perihal penggusuran warga di Sheikh Jarrah.
4. Anti-Iran
Dikutip dari Reuters, Bennett juga dikenal anti-Iran. Dia berencana menegaskan sikap Israel soal Perjanjian Nuklir Iran atau JCPOA.
Bennet mengatakan perjanjian tersebut akan merugikan Israel karena sama saja membiarkan Iran untuk memiliki senjata nuklir. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News