
GenPI.co - Ketika Naftali Bennett terpilih menjadi Perdana Menteri Israel yang baru menggantikan Benjamin Netanyahu, hal yang sama juga terjadi di Gaza, Palestina.
Hamas pada hari Minggu (13/6) mengumumkan bahwa perdana menteri baru mengambil alih kantor di Jalur Gaza.
Perdana menteri baru itu bernama Issam al-Da'alis, menggantikan Dr. Mohammed Awad yang mengundurkan diri setelah dua tahun menjabat. Tidak jelas mengapa Awad mengajukan pengunduran dirinya.
BACA JUGA: Ancaman Hamas Terus Berdatangan, Pawai Bendera Israel Jalan Terus
Upacara serah terima perdana menteri Hamas diadakan pada hari Minggu.
Pengumuman Hamas datang tak lama setelah Mesir memutuskan untuk membatalkan pertemuan faksi-faksi Palestina di Kairo untuk membahas pembentukan pemerintah persatuan Palestina.
BACA JUGA: Netanyahu Tamat, PM Baru Israel Seorang Ultra Nasionalis
Pengumuman itu kemungkinan akan meningkatkan ketegangan antara Hamas dan Otoritas Palestina, yang sebelumnya telah menyatakan penentangan terhadap pembentukan pemerintah Hamas di Jalur Gaza.
Pada 2017, Hamas mengumumkan keputusannya untuk membubarkan komite administratif yang telah dibentuknya sebagai pemerintah de facto di Jalur Gaza. Langkah itu diambil untuk mempromosikan rekonsiliasi dengan Otoritas Palestina .
BACA JUGA: Eks Kepala Mossad Akui Lakukan Sabotase, Iran pun Mengamuk
Abbas, yang menuntut agar Hamas membubarkan komite tersebut, memberlakukan serangkaian sanksi di Jalur Gaza sebagai bagian dari upaya untuk melemahkan Hamas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News