Biadab! Militer Bombardir Pasar, Mayat-mayat Bergelimpangan

25 Juni 2021 06:45

GenPI.co - Militer Ethiopia pada hari Kamis (24/6) mengkonfirmasi bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan udara mematikan di pasar yang sibuk di wilayah Tigray.

Namun pihak militer bersikeras bahwa serangan yang menewaskan puluhan warga pada Selasa (22/6)  itu ditujukan pada kombatan.

Sebuah sumber yang minta identitasnya disembunyikan mengungkap kondisi terkini di kawasan itu kepada Associated Press. 

BACA JUGA:  Pernyataan Pejabat Korea Utara Soal Nuklir, AS langsung Pupus!

Dia menyebut dua hari pascapenyerangan, mayat-mayat masih ditarik dari puing-puing

SUmber yang berprofesi sebagai dokter itu juga menyebut puluhan orang yang selamat dirawat rumah sakit daerah dengan luka  pecahan peluru dan luka trauma karena benturan.

BACA JUGA:  Seram, Fasilitas Nuklir Iran Disabotase dengan Serangan Drone

Seorang juru bicara militer, Kolonel Getnet Adane, mengatakan kepada wartawan bahwa para pejuang yang mendukung mantan pemimpin wilayah Tigray telah berkumpul untuk merayakan Hari Martir pada hari Selasa ketika serangan udara terjadi.

“Angkatan udara Ethiopia menggunakan teknologi terbaru, sehingga melakukan serangan presisi yang berhasil,” katanya. 

BACA JUGA:  Hendak Selamatkan Muka, Inggris Bantah Tembakan Peringatan Rusia

Namun Kolonel Adane tidak berkomentar ketika dihubungi untuk rincian lebih lanjut.

Dr. Kinfe Redae, seorang pejabat kesehatan daerah menyebut, serangan udara di desa Togoga menewaskan sedikitnya 51 orang dan menyebabkan 33 orang hilang dan lebih dari 100 orang terluka

Redae juga menyebut bahwa  bahwa pasukan Ethiopia menghalangi beberapa tim medis untuk merespons dan menembak ambulans Palang Merah yang mencoba mencapai tempat kejadian.

“Ada banyak orang yang terluka, tetapi mereka tidak mendapatkan layanan medis dan bantuan karena penutupan jalan oleh militer,” katanya.

Amerika Serikat dan Uni Eropa mengutuk serangan udara di Togoga yang menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak dan bayi berusia 1 tahun. 

AS secara khusus mengecam tindakan militer yang menghalang-halangi petugas medis untuk mereka yang terluka, 

“Sebuah tindakan tercela, Menolak para korban yang sangat membutuhkan perawatan medis adalah keji dan sama sekali tidak dapat diterima," kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

Institusi itu  mendesak pihak berwenang Ethiopia untuk memastikan akses medis penuh dan tanpa hambatan kepada para korban dan uga menyerukan penyelidikan independen, (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co