GenPI.co - Fakta terbaru mengenai pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise bikin merinding. Pembunuhannya sadis. Mata kiri presiden sampai pecah.
Kematian Moise semakin mengacaukan iklim politik negara di wilayah Kepulauan Karibia tersebut.
Banyak orang khawatir pembunuhan tersebut semakin meningkatkan kekerasan yang melanda negara termiskin di Benua Amerika itu.
Pakar Haiti di University of Miami Irwin Stotzky tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di Haiti selanjutnya.
“Haiti menghadapi lebih banyak kekerasan dan kematian dan kegagalan sebagai negara demokratis daripada sebelumnya,” ujar Stotzky.
Kegelisahan makin meninggi setelah temuan baru. Sang presiden ternyata dibunuh dengan sadis.
Ada 12 butir peluru kaliber besar yang bersarang di jenazah sang presiden. Pernyataan itu disampaikan Hakim Haiti Carl Henry Destin kepada surat kabar Haiti Le Nouvelliste.
“Kantor dan kamar tidur presiden digeledah. Kami menemukan jenazahnya telentang, celana biru, kemeja putih berlumuran darah, mulutnya terbuka, mata kirinya pecah," kata Nouvelliste.
Ada peluru yang mengenai dahi presiden. Satu di setiap puting, tiga di pinggul, satu di perut.
Pada Rabu malam, beberapa saat setelah pembunuhan Moise, Polisi Nasional terlibat baku tembak dengan para tersangka pembunuhan Moise.
Polisi mengatakan, mereka telah membunuh empat tersangka dan menangkap dua lainnya.
Duta Besar Haiti untuk AS, Bocchit Edmond, menduga bahwa para pembunuh Moise merupakan tentara bayaran profesional.
Mereka menyamar sebagai agen pemberantasan narkoba AS, DEA, saat melakukan penyerangan ke kediaman Moise. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News