GenPI.co - Facebook mengatakan pada hari Kamis (15/7) bahwa mereka telah mengganggu operasi spionase yang berbasis di Iran. Kegiatan mata-mata itu yang menargetkan pekerja pertahanan dan kedirgantaraan di Eropa dan Amerika Serikat.
Menurut kepala investigasi spionase dunia maya Mike Dvilyanski, akun palsu yang menyamar sebagai perekrut pekerjaan perusahaan atau karyawan digunakan untuk menipu target.
"Upaya ini sangat ditargetkan. Sulit bagi kami untuk mengetahui seberapa sukses kampanye ini, tetapi kampanye ini memiliki semua keunggulan operasi dengan sumber daya yang baik,” kata Dvilyanski dalam sebuah briefing telepon.
Beberapa kode berbahaya yang digunakan dalam operasi mata-mata dunia maya dikembangkan oleh perusahaan teknologi Mahak Rayan Afraz di Teheran.
Dvilyanski menyebut, perusahaan itu memiliki hubungan dengan Korps Pengawal Revolusi Islam.
Facebook megeklaimmenghapus 200 akun yang katanya digunakan untuk menipu pekerja pertahanan atau industri kedirgantaraan agar terhubung di luar jejaring sosial.
Pengelabuan itu melalui teknik seperti email yang disusupi atau situs web pekerjaan palsu.
Menurut Dvilyanski. kelompok yang disebut sebagai "Kulit Kura-kura" ini telah memfokuskan kegiatannya di Timur Tengah sampai tahun lalu, ketika terutama membidik Amerika Serikat,
"Grup ini menggunakan berbagai taktik jahat untuk mengidentifikasi targetnya dan menginfeksi perangkat mereka dengan malware untuk memungkinkan spionase," kata direktur gangguan ancaman Facebook, David Agranovich.
“Platform kami adalah salah satu elemen dari operasi spionase cyber lintas platform yang jauh lebih luas, dan aktivitasnya di Facebook diwujudkan terutama dalam rekayasa sosial dan mendorong orang keluar dari platform,” beber dia.
Malware yang menyelinap ke perangkat korban dirancang untuk mengumpulkan informasi termasuk kredensial masuk ke email atau media sosial, menurut Dvilyanski.
Facebook mengatakan tampaknya kurang dari 200 pengguna mungkin telah tertipu, dan bahwa orang-orang itu telah diberitahu tentang penipuan tersebut.
Facebook juga memblokir beberapa tautan situs web jebakan agar tidak dibagikan di jejaring sosial
Raksasa teknologi itu menambahkan bahwa mereka berbagi temuan itu dengan rekan-rekan industri internet dan penegak hukum.
“Kami hanya bagian dari kampanye ini, dan kami mengambil tindakan di platform kami,” kata Dvilyanski.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News