GenPI.co - Presiden Iran Hassan Rouhani mengeluarkan pernyataan mencengangkan pada Minggu (1/8) terkait borok pemerintahannya.
Rouhani yang berada di detik-detik terakhir masa jabatannya mengaku bahwa pemerintah kadang-kadang “tidak mengatakan sebagian dari kebenaran” kepada rakyatnya.
"Apa yang kami katakan kepada orang-orang tidak bertentangan dengan kenyataan, tetapi kami tidak mengatakan sebagian kebenaran kepada orang-orang," kata Rouhani pada pertemuan Kabinet terakhirnya sebagai presiden.
Dia menambahkan bahwa dirinya menganggap tidak ada gunanya mengungkapkan hal-hal itu karena khawatir itu akan merusak persatuan nasional.
Dia tidak merinci apa yang dia maksud dengan pernyataannya. Namun, selama masa jabatannya, Pengawal Revolusi paramiliter Iran secara keliru menembak jatuh sebuah pesawat komersial.
Insiden pada Januaro 2020 ini menewaskan 176 orang di dalamnya pada Januari 2020, yang ditolak pemerintah selama berhari-hari sampai negara-negara Barat mengumumkan kecurigaan mereka.
Rouhani, seorang yang relatif moderat dalam teokrasi Iran, bersikeras bahwa dia dan para pejabatnya melakukan yang terbaik.
“Jika kami memiliki cacat, kami meminta maaf kepada orang-orang dan meminta maaf dan belas kasihan kepada mereka,” kata Rouhani.
Dia menunjuk pada kesepakatan nuklir 2015 negara itu dengan kekuatan dunia, yang membuat Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Namun, kesepakatan itu berantakan setelah presiden saat itu Donald Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari kesepakatan pada Mei 2018.
Rouhani menyalahkan banyak masalah Iran saat ini pada keputusan Trump, Termasuk jatuhnya jatuhnya mata uang rial Republik Islam itu.
Presiden mengatakan bahwa Iran memiliki rencana untuk meningkatkan angkatan bersenjatanya setelah berakhirnya embargo senjata PBB pada Oktober 2020. Namun itu tidak dapat dilakukan karena masalah keuangannya.
“Kami tidak punya uang untuk membeli karena sanksi dan tidak menjual minyak, tapi kontrak sudah benar-benar siap,” katanya.
Komentar Presiden Hassan Rouhani, yang ditayangkan di televisi pemerintah, muncul ketika para pejabat di pemerintahannya tampak tak berdaya dalam beberapa bulan terakhir.
Iran saat tengah serangkaian krisis mulai dari pandemi virus corona hingga kekeringan yang memicu protes publik.
Rouhani sendiri akan digantikan oleh Presiden Terpilih Iran Ebrahim Raisi yang akan dilantik pada Kamis (5/8) pekan depan.
Raisi sendiri merupakan anak didik Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei yang masuk dalam daftar hitam oleh negara-negara barat
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News