GenPI.co - Pejuang Taliban merebut sebagian besar ibu kota provinsi Kunduz di Afghanistan utara pada hari Minggu (8/8).
Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian pukulan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan setelah Amerika Serikat dan sekutu menarik pasukannya dari negara itu.
Dua anggota dewan provinsi mengatakan Taliban menguasai kantor gubernur dan markas polisi setelah seharian baku tembak.
Kelompok itu juga merebut gedung penjara utama, di mana 500 narapidana termasuk pejuang Taliban dibebaskan.
Jatuhnya Kunduz dianggap menjadi keuntungan yang signifikan bagi Taliban dan ujian kemampuan mereka untuk mengambil dan mempertahankan wilayah dalam kampanye melawan pemerintah yang didukung Barat.
Ini adalah salah satu kota besar di negara itu dengan populasi lebih dari 340.000. Kunduz juga merupakan area kunci yang dipertahankan dari Taliban oleh pasukan Barat selama bertahun-tahun.
Kunduz adalah persimpangan strategis dengan akses yang baik ke sebagian besar Afghanistan utara serta ibu kota Kabul yang berjarak 335 kilometer dari situ.
Anggota Dewan Ghulam Rabani Rabani mengatakan bahwa pertempuran terus berlanjut di bandara kota dan bagian lain kota itu.
Anggota dewan provinsi lainnya dari Kunduz, Mohammad Yusouf Ayubi juga mengatakan bahwa pasukan Afghanistan hanya menguasai bandara dan barak tentara utama.
Sementara Taliban menguasai semua Kunduz selain daerah tersebut.
Sebuah video yang diperoleh Associated Press menunjukkan bendera putih Taliban berkibar di atas pos polisi lalu lintas di alun-alun utama Kunduz.
Sebelumnya pada hari Sabtu (7/8), pejuang Taliban memasuki ibu kota provinsi Jawzjan utara setelah menyapu sembilan dari 10 distrik di provinsi tersebut.
Beberapa dari 34 ibu kota provinsi negara lainnya terancam saat pejuang Taliban menyapu sebagian besar Afghanistan dengan kecepatan yang mengejutkan.
Awal pekan lalu pejuang mereka merebut sembilan dari 10 distrik polisi di Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand selatan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News