Ngerinya Kondisi di Luar Bandara Kabul, Tembakan Taliban Menggema

23 Agustus 2021 01:20

GenPI.co - Taliban, penguasa baru Afghanistan, memberlakukan peraturan keras di sekitar bandara Kabul yang kacau pada hari Minggu (22/8).

Mereka menembak ke udara dan menggunakan pentungan untuk memastikan orang-orang membentuk antrian yang tertib di luar gerbang utama.

Seorang saksi mata menyebut kelompok Taliban melakuan itu untuk mencegah terbentuknya kerumunan di kawasan itu 

BACA JUGA:  4 Tokoh Kunci dalam Kepemimpinan Taliban, Sosoknya Sangar Semua!

Saksi itu juga menyebut bahwa tidak ada korban luka berat dan antrean panjang orang terbentuk di depan gerbang bandara.

Australia menjalankan empat penerbangan ke Kabul pada Sabtu malam, mengevakuasi lebih dari 300 orang.

BACA JUGA:  Austria Tegas Tolak Pengungsi Afghanistan, Alasannya Bikin Kaget

“Mereka adalah  warga Australia, pemegang visa Afghanistan, warga Selandia Baru, warga AS dan Inggris,” kata Perdana Menteri Scott Morrison.

Pada hari Sabtu (21/8), Amerika Serikat dan Jerman mengatakan kepada warganya di Afghanistan untuk menghindari bepergian ke bandara Kabul.

BACA JUGA:  Eks Kombatan Afghanistan Bersuara Terkait Taliban dan Terorisme

Sebab ada  risiko keamanan ketika ribuan orang yang putus asa berkumpul mencoba melarikan diri.

Sedikitnya 12 orang tewas di dalam dan di sekitar landasan pacu tunggal itu sejak Minggu lalu, kata pejabat NATO dan Taliban. 

Beberapa tertembak dan yang lainnya tewas terinjak-injak, kata saksi mata.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan tujuh warga Afghanistan tewas dalam kekacauan di sekitar bandara.

"Kondisi di lapangan tetap sangat menantang tetapi kami melakukan segala yang kami bisa untuk mengelola situasi seaman dan seaman mungkin," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Pengambilalihan cepat oleh Taliban atas Afghanistan telah memicu ketakutan akan pembalasan dan kembalinya ke versi keras hukum Islam yang dilakukan kelompok Muslim Sunni ketika berkuasa dua dekade lalu.

Kerumunan telah tumbuh di bandara dalam panas dan debu hari selama seminggu terakhir.

Kondisi itu  menghambat operasi Amerika Serikat dan negara-negara lain yang berusaha mengevakuasi ribuan diplomat dan warga sipil serta banyak warga Afghanistan. 

 

Swiss menunda penerbangan charter dari Kabul pada Sabtu karena kekacauan di bandara.

Mayor Jenderal Angkatan Darat William Taylor, dengan Staf Gabungan militer AS, mengatakan kepada Pentagon bahwa 5.800 tentara AS tetap berada di bandara dan bahwa fasilitas itu "tetap aman." 

Taylor mengatakan beberapa gerbang ke bandara ditutup sementara dan dibuka kembali pada hari terakhir untuk memfasilitasi masuknya pengungsi yang aman.

Seorang pejabat Taliban, berbicara kepada Reuters pada hari Sabtu, mengatakan risiko keamanan tidak dapat dikesampingkan.

“Kami bertujuan untuk memperbaiki situasi dan memberikan jalan keluar yang mulus" bagi orang-orang yang mencoba pergi selama akhir pekan,” kata pejabat itu. 

Amerika Serikat dalam seminggu terakhir telah mengevakuasi 17.000 orang, termasuk 2.500 orang Amerika, dari Kabul. 

Pada putaran terakhir, 3.800 orang dievakuasi dengan pesawat militer AS dan penerbangan carteran.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co