1 M Rakyat China Sudah Divaksin, Tapi Ada Ancaman dari Tenggara

17 September 2021 09:25

GenPI.co - Per Kamis (16/9) kemarin, China telah menyuntikan vaksin Covid-19 kepada lebih dari 1 miliar penduduknya, atau sekitar 71 persen dari total populasinya.

Negara tempat virus pertama kali terdeteksi itu sebagian besar telah mengendalikan virus di dalam perbatasannya. 

Namun pemerintah setempat  berlomba untuk memberi vaksin pada sebagian besar penduduknya divaksinasi ketika wabah baru muncul di tenggara.

BACA JUGA:  Antisipasi China, Jet Tempur Taiwan Latih Mendarat di Jalan Raya

“Pada 15 September, 2,16 miliar dosis vaksin telah diberikan secara nasional,” kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Mi Feng pada konferensi pers.

Otoritas kesehatan China mengatakan akhir bulan lalu bahwa 890 juta orang di China telah sepenuhnya divaksinasi dan dua miliar dosis diberikan.

BACA JUGA:  Miris! Ratusan Diplomat Afghanistan Kini Makin Tak Jelas Nasibnya

Pemerintah memang  belum mengumumkan secara terbuka target cakupan vaksinasi. Tetapi ahli virologi terkemuka Zhong Nanshan mengatakan bulan lalu bahwa kemungkinan 80 persen populasinya yang diinokulasi pada akhir tahun, mencapai kekebalan kawanan.

China saat ini sedang memerangi wabah varian Delta di provinsi tenggara Fujian yang sejauh ini telah menginfeksi hampir 200 orang di tiga kota. Puluhan di antaranya adalah anak sekolah.

BACA JUGA:  Australia Dapat Kapal Selam Nuklir, China dan Prancis Meradang

Cluster Fujian adalah rebound terbesar dalam beberapa minggu dan terjadi setelah negara itu menyatakan varian Delta terkendali, dalam ujian pendekatan "zero-case" China terhadap pandemi.

China melaporkan 49 transmisi domestik baru pada hari Kamis, sebagian besar di Fujian.

Pihak berwenang mengatakan pasien nol yang dicurigai di cluster itu adalah seorang pria yang baru saja kembali dari Singapura ke kota Putian.

Pria tersebut mengalami gejala setelah menyelesaikan karantina 14 hari dan awalnya dites negatif untuk virus tersebut.

Putra pria itu yang berusia 12 tahun dan seorang teman sekelasnya termasuk di antara pasien pertama yang terdeteksi di cluster minggu lalu, tak lama setelah masa sekolah baru dimulai.

Otoritas kota pada Selasa (14/9) menyebut varian itu kemudian menyebar melalui ruang kelas, menginfeksi lebih dari 36 anak termasuk 8 taman kanak-kanak.

Kasus tersebut juga menjadu dalam penyebaran terkait sekolah besar pertama yang dilihat negara itu sejak awal pandemi.

Meskipun meluncurkan kampanye vaksinnya untuk memasukkan anak di bawah umur berusia 12-17 pada bulan Juli, sebagian besar anak kecil tetap tidak divaksinasi di China.

Hal ini memicu kekhawatiran bahwa wabah Fujian terbaru dapat menyerang orang-orang yang paling rentan di negara itu secara tidak proporsional.

Pihak berwenang telah bergegas untuk menghentikan wabah dengan penguncian yang ditargetkan.

Mereka juga melakukan pembatasan perjalanan, pengujian massal dan penutupan sekolah sebelum libur umum 1 Oktober mendatang yang jadi  puncak pariwisata selama seminggu.

Vaksin China memiliki hampir 60 persen kemanjuran melawan strain Delta, dengan antibodi yang meningkat dengan suntikan booster, kata Zhong sebelumnya.

Negara ini juga berlomba untuk memproduksi vaksin mRNA sendiri – yang teknologinya diyakini lebih efektif melawan varian Delta.

Kandidat vaksin untuk Delta itu adalah  Sinopharm milik negara dan perusahaan domestik Walvax Biotechnology saat ini sedang dalam pengembangan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co