GenPI.co - Amerika menyiapkan langkah kuda yang yahud. Strategi ini diyakini bakal membatasi pergerakan manuver China.
Australia menjadi lokasi yang dipilih Amerika. Pemerintah Australia sampai menyampaikan akan ada lebih banyak pasukan Amerika Serikat akan yang daang ke negara tersebut.
AS juga akan menggandeng sekutunya. Semua diajak bekerja sama dalam pengembangan rudal, terbaru di tengah kekhawatiran bersama atas China.
Saat menarik pasukan terakhir AS dari Afghanistan bulan lalu, Presiden Joe Biden juga menyebutkan perlunya fokus pada China.
Sebagai tanda lain soal China, PM Morrison akan menuju ke Washington minggu depan untuk pertemuan puncak empat arah pertama dengan Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Australia pun mengumumkan aliansi baru dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Di sini, Canberra akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.
Ini kemudian membuat marah Prancis yang kontrak utamanya untuk kapal selam konvensional telah dibatalkan.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (17/9/2021), Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan Australia akan meningkatkan kerja sama dalam pengembangan rudal dan persenjataan peledak.
Dia mengatakan Australia bersedia melihat lebih banyak Marinir AS yang datang dalam rotasi yang telah berlangsung satu dekade melalui kota Darwin.
"Saya memiliki aspirasi untuk memastikan bahwa kami dapat meningkatkan jumlah pasukan melalui rotasi," kata Dutton.
Kerja sama ini akan meningkatkan kemampuan udara dan maritim. Postur kekuatan militer juga ikut ditingkatkan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, juga menegaskan bahwa Amerika Serikat akan memperluas akses dan kehadiran militernya di Australia.
Austin mengatakan kedua sekutu membahas kekhawatiran tentang China dalam pertemuan yang melibatkan Antony Blinken dan Marise Payne. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News