GenPI.co - Taliban kembali akan menerapkan eksekusi mati dan amputasi tangan sebagai bentuk hukuman.
Hal terseut diungkapkan Mullah Nooruddin Turabi, salah satu petinggi Taliban yang kini menjabat sebagai kepala penjara baru di Afghanistan.
Dalam wawancara yang diterbitkan Associates Press, Kamis (23/9) lalu, Turabi mengatakan bahwa kabinet sedang membicarakan apakah hukuman itu di depan umum atau tidak.
Dia menambahkan bahwa Taliban juga akan mengizinkan warga Afghanistan untuk menggunakan televisi dan ponsel serta mengambil foto dan video.
Dengan begitu gambar dan video eksekusi bisa tersebar dan memberi efek jera.
Pengumuman tersebut menunjukkan bahwa Taliban telah mempertahankan banyak kebijakan keras yang digunakan selama pemerintahannya pada 1990-an.
Mereka dikenal karena hukuman publik yang brutal seperti eksekusi dengan tembakan dan amputasi tangan pencuri yang dihukum.
Melansir Associated Press, persidangan pribadi ala Taliban biasanya diadakan secara pribadi dengan mendengar pendapat ulama.
Namun kali ini sekarang akan dilakukan oleh hakim, beberapa di antaranya adalah perempuan.
“Kami berubah dibanding masa lalu,” kata Turabi lagi.
Selama terakhir kali mereka memerintah Afghanistan, dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban dikenal karena perlakuan mereka yang sangat keras terhadap wanita.
Tren tersebut kembali muncul ketika mereka melarang anak perempuan mendapatkan pendidikan.
Sementra perempuan meninggalkan rumah diwajibkan meninggalkan rumah dengan pendamping laki-laki.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News