Eropa Krisis Energi Parah, Rusia Jadi Kampiun

08 Oktober 2021 18:35

GenPI.co - Eropa tengah dilanda krisis energi parah. Krisis listrik terjadi di mana-mana. Untuk urusan ini, Rusia jadi kampiun.

Saat ini, harga gas alam melonjak tajam. Ini membuat jutaan orang di Eropa terancam tidak memiliki akses listrik.

Datangnya musim dingin kian memperparah keadaan. Ini dimulai saat harga gas naik hingga 250% sejak Januari.

BACA JUGA:  Mengenal Imam Teguh Santoso, Pria Indonesia Pendobrak Eropa

Harga patokan regional saja, naik hampir 500% sepanjang tahun.

Sebelumnya, Eropa memang sempat menyalahkan Rusia atas mahalnya harga gas yang terjadi.

BACA JUGA:  Strategi Amerika Bikin Pusing China, Eropa Ikut Panas Dingin

Parlemen Eropa menuduh perusahaan gas Rusia, Gazprom, memanipulasi harga gas.

Dalam surat tuduhan itu, para anggota parlemen menyebut berkurangnya aliran gas merupakan upaya Moskow menekan Eropa agar mau mengaktifkan pipa gas Nord Stream 2.

BACA JUGA:  Uni Eropa Bela Prancis, Australia Tersudut

Namun ini dibalas berbeda oleh Putin. Putin menyalahkan pilihan Eropa untuk membeli gas di pasar spot bukan dengan skema jangka panjang.

Ini kata Putin adalah sebuah kesalahan. Permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas menjadi penyebab.

Padahal Eropa sangat bergantung ke gas di tengah tekanan menuju "energi bersih" dengan meninggalkan batu bara.

Kemarin, harga gas juga masih belum mau mundur. Bahkan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin masuk, menawarkan peningkatan pasoka gas dari negeri itu ke Eropa.

"Mari kita pikirkan kemungkinan peningkatan pasokan di pasar, hanya saja kita perlu melakukannya dengan hati-hati," kata Putin dimuat Financial Times, dikutip Jumat (8/10/2021).

Rusia sendiri merupakan penyuplai gas terbesar ke Benua Biru. Suplai Negeri Beruang Merah itu tercatat sebesar 43,4% dari total penggunaan gas di Eropa.

Eropa memang sangat bergantung pada impor gas alam yang datang dari luar blok, karena produksi dalam negeri menurun.

Data kantor statistik Eurostat memaparkan blok ini harus mengimpor hampir 90% gas alamnya dari luar blok pada 2019, salah satunya dari Rusia.

Analis pasar mengatakan langkah ini menunjukkan bahwa Eropa makin rentan terhadap Rusia.

Ini juga bisa memuluskan ambisi Rusia soal proyek pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial untuk membawa gas lebih banyak ke Eropa melalui Baltik.

Nord Stream adalah proyek Rusia dan Jerman. Namun pipa senilai US$ 11 miliar itu mandek karena AS menentangnya seraya memperingatkan bahaya keamanan energi Eropa.

Rusia, disebut akan menggunakan pasokan energi untuk menanamkan pengaruh di Eropa. Terbaru, AS bahkan memberi sanksi pada perusahaan yang terlibat, di Mei 2021.

"Eropa sekarang telah membiarkan diri di sandera oleh Rusia atas pasokan energi," kata ahli strategi senior pasar negara berkembang Bluebay Asset Management, Timothy Ash. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co