Jenderal Rusia Tuduh Israel Jadikan Pesawat Sipil Sebagai Perisai

15 Oktober 2021 14:25

GenPI.co - Seorang jenderal Rusia yang bertugas di Suriah pada hari Kamis (14/10) menuding Israel jadikan pesawat sipil sebagai perisai dalam serangan udara terbarunya di Suriah Tengah.

Hal itu membuat sistem pertahanan udara Suriah tak bisa melepaskan tembakan balasan pada jet-jet tempur Israel.

Laksamana Muda Vadim Kulit mengatakan kepada situs berita Sputnik bahwa serangan itu dilakukan oleh empat jet F-16 Israel.

BACA JUGA:  Bakal Ada Pembalasan yang keras untuk Israel, Ngeri!

“Pimpinan militer Suriah memutuskan untuk tidak menggunakan sistem pertahanan udara karena pada saat serangan Israel, dua pesawat penumpang sipil berada di zona penghancuran sistem anti-pesawat,” kata Kulit.

Rusia telah berulang kali menuduh Israel menggunakan pesawat sipil sebagai “perisai” terhadap pertahanan udara Suriah.

BACA JUGA:  Soal Menguasai Luar Angkasa, AS Bisa Kalah dari China

Hal tersebut bermula dari peristiwa pada tahun 2018, ketika militer Suriah menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata Rusia saat menanggapi serangan Israel di wilayah udara Suriah.

Rusia kemudian menyatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas insiden itu, di mana 15 anggota awak tewas, dengan mengatakan jet Angkatan Udara Israel menggunakan pesawat Rusia sebagai perlindungan.

BACA JUGA:  Senjata Pasukan Israel Menyalak, 1 Pria Palestina Tewas

Dalam hal itu, militer Israel dengan tegas membantah tuduhan bahwa jet IDF telah menggunakan pesawat mata-mata sebagai perisai, dan analis pertahanan juga meragukan kelayakan manuver semacam itu.

Namun demikian, insiden itu menyebabkan perselisihan diplomatik besar antara Moskow dan Yerusalem.

Kantor berita negara Suriah SANA sebelumnya mengutip sumber militer yang mengatakan bahwa serangan Rabu malam di dekat kota Palmyra telah menewaskan seorang tentara dan melukai tiga lainnya.


“Sekitar pukul 11:34 malam, musuh Israel melakukan agresi udara… di daerah Palmyra, menargetkan menara komunikasi dan beberapa posisi di sekitarnya,” kata sumber tersebut kepada SANA.


Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa serangan itu menargetkan beberapa posisi Iran.


Target-target tersebut di antaranya menara komunikasi, dekat pangkalan udara T4 di timur Palmyra. 


Dilaporkan bahwa serangan itu menewaskan empat warga Suriah yang berperang dengan kelompok pro-Iran yang mendukung pemerintah Damaskus.


Satu tentara Suriah juga turut tewas, serta lima lainnya yang kewarganegaraannya tidak segera jelas.


Baik Israel maupun Amerika Serikat tidak mengakui melakukan serangan itu.


Israel sendiri  tidak mengomentari serangan spesifik yang diduga dilakukan di Suriah.


Namun  negara itu secara umum menyebut bahwa mereka melakukan operasi terhadap kelompok terkait Iran di negara itu untuk mencegah transfer senjata canggih dan untuk mencegah serangan terhadap Israel dari Suriah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co