GenPI.co - Amerika Serikat (AS) sukses uji rudal hipersonik, sistem senjata baru yang sudah digunakan oleh China dan Rusia. Ini membuat perlombaan senjata di depan mata.
Angkatan Laut AS pada Kamis (21/10) mengatakan, tes yang dilaksanakan sehari sebelumnya itu di fasilitas NASA di Wallops, Virginia, itu adalah langkah penting dalam pengembangan rudal hipersonik umum yang dirancang Angkatan Laut.
"Tes ini menunjukkan teknologi hipersonik, kemampuan, dan sistem prototipe canggih dalam lingkungan operasi yang realistis," ungkap prnyataan itu.
Rudal hipersonik, seperti rudal balistik tradisional dapat terbang lebih dari lima kali kecepatan suara (5 Mach).
Tetapi sistem ini lebih mampu bermanuver daripada rudal balistik dan dapat melacak lintasan rendah di atmosfer.
Duta Besar Robert Wood, perwakilan tetap AS untuk Konferensi Perlucutan Senjata, menyatakan keprihatinan awal pekan ini menyusul laporan bahwa China telah melakukan uji coba rudal hipersonik dengan kapasitas nuklir pada bulan Agustus.
Menurut Financial Times, China meluncurkan rudal hipersonik berhasil mengelilingi planet namun kehilangan targetnya.
"Kami sangat prihatin dengan apa yang telah dilakukan China di front hipersonik," kata Wood.
China bersikeras bahwa itu adalah tes rutin untuk pesawat ruang angkasa daripada rudal.
Wood mengatakan bahwa Rusia juga memiliki teknologi hipersonik dan sementara Amerika Serikat telah menahan diri untuk mengembangkan kapasitas militer di bidang ini, sekarang tidak ada pilihan selain merespons dengan cara yang sama.
"Jika Anda adalah negara yang menjadi target itu, Anda akan mencari cara untuk mempertahankan diri," katanya.
Sebelumnya pada 2019, China meluncurkan rudal jarak menengah hipersonik, DF-17 yang dapat menempuh jarak sekitar 2.000 kilometer dan dapat membawa hulu ledak nuklir.
Sementra Rusia baru-baru ini meluncurkan rudal hipersonik, Zircon, dari kapal selam, dan sejak akhir 2019 telah memiliki rudal Avangard berkemampuan nuklir hipersonik yang beroperasi.
Avangard dapat melakukan perjalanan hingga Mach 27, mengubah arah dan ketinggian.
Pentagon berharap untuk menggunakan senjata hipersonik pertamanya pada tahun 2025 dan mengatakan pengembangan mereka adalah salah satu "prioritas tertinggi."(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News