GenPI.co - Seorang pejabat Senior Inggris mengakui bahwa pihaknya sudah tahu bahwa Afghanistan akan jatuh ke tangan Taliban sejak 18 bulan lalu.
Indikasi itu tampak setelah Inggris menandatangani kesepakatan penarikan pasukannya.
Stephen Lovegrove, penasihat keamanan nasional Inggris, mengatakan kepada komite parlemen bahwa pemerintah telah salah menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan kelompok itu untuk merebut kembali Afghanistan.
“Ada penilaian sentral bahwa pada akhirnya apa yang akan terjadi adalah bahwa akan ada pemerintahan yang seluruhnya adalah Taliban atau didominasi oleh Taliban,” kata Lovegrove.
Komite itu bersidang untuk memeriksa klaim bahwa pemerintah gagal mengindahkan peringatan duta besar Inggris mengenai manuver Taliban.
"Kami pikir ada kemungkinan yang jauh lebih rendah - meskipun kemungkinan tidak dapat diabaikan - dari perang saudara," kata Lovegrove.
Dia menjelaskan, meski mempertimbangkan kembalinya Talibang mnguasai Afghanistan, tapi kecepatan keruntuhan pemerintahan Afghnistan bukanlah skenario utama.
“Pada kenyataannya tidak ada yang melakukannya. Taliban tidak, pemerintah Afghanistan tidak, Amerika tidak,” katanya.
Jatuhnya Afghanistan dengan cepat ke tangan Taliban tahun ini tampaknya membuat kekuatan dunia lengah.
Lovegrove adalah pejabat Inggris pertama yang mengakui bahwa Inggris bertindak dengan harapan pengambilalihan Taliban, daripada masuknya mereka ke dalam pemerintahan yang demokratis atau pembagian kekuasaan.
Kekuatan dunia masih berdamai dengan pemerintah baru Afghanistan, dan sebagian besar belum mengakui Taliban sebagai penguasa resmi negara itu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News