Gawat, Kabar Terbaru Omicron Bakal Guncang Dunia dalam 3-6 Bulan

06 Desember 2021 12:30

GenPI.co - Ada hal gawat yang disampaikan dokter penyakit menular Singapura. Kabar terbaru, varian Omicron bakal guncang dunia dalam 3-6 bulan lagi.

Tingkat penyebaran yang lebih tinggi dari varian Delta diprediksi menjadi pemicunya.

Berdasarkan laporan Reuters, varian Delta adalah jenis virus yang saat ini menyumbang 99 persen infeksi covid-19.

BACA JUGA:  Temuan Terbaru Perihal Omicron Kuak Kecerdasan Varian Baru itu

Virus tersebut pertama kali diketahui merebak di negara bagian Maharashtra di India pada Maret 2021, dan telah menjadi dominan secara global pada Juli.

Untuk Omicron, penyebarannya diprediksi bakal 500% lebih cepat dari varian Wuhan. Angkanya lebih tinggi 400% dari varian Delta. 

BACA JUGA:  Ada Corona Omicron, Khusus Semua Warga Bali Diimbau Waspada

Dan hal itu, diprediksi bakal membuat banyak sendi kehidupan manusia terganggu.

Dari mulai perdagangan, jasa, kesehatan hingga ekonomi, semua bisa goyang.

BACA JUGA:  Manuver Kilat Pemkab Tangerang untuk Basmi Covid-19 Omicron

Sseorang dokter penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena di Singapura, Dr Leong Hoe Nam, membuka semua tabir ini.

Analisisnya ada dan komplet. Dan semua didukung dengan data yang kuat. 

Menurut Dr Leong, meskipun vaksin untuk melawan jenis tersebut dapat dikembangkan dengan cepat, namun efektivitas vaksin juga perlu diuji selama 3-6 bulan.

Hal tersebut harus dilakukan untuk membuktikan kekebalannya terhadap varian tersebut.

"Sejujurnya, Omicron akan mendominasi dan menguasai seluruh dunia dalam 3-6 bulan," kata dia.

CEO Moderna, Stephane Bancel, juga seirama. Sejak Senin (29/11), semua hal terkait Omicron sudah dibuka.

Menurutnya, untuk mengembangkan dan mengirimkan vaksin yang secara khusus menargetkan varian omicron bisa memakan waktu berbulan-bulan.

"Ide bagus, tapi jujur. Itu tidak praktis," kata Dr Leong tentang vaksin yang secara khusus menargetkan Omicron.

Meski demikian, para ahli tidak tahu persis seberapa menular varian Omicron yang sangat bermutasi ini.

"Kami tidak akan bisa buru-buru mengeluarkan vaksin tepat waktu dan pada saat vaksin datang, hampir semua orang akan terinfeksi Omicron karena tingkat penularannya yang tinggi," sambung dia.

Tetapi, protein lonjakan virus yang mengikat sel manusia memiliki mutasi yang terkait dengan transmisi yang lebih tinggi dan penurunan perlindungan antibodi.

Beberapa dokter percaya bahwa vaksin yang ada saat ini tetap dapat memberikan perlindungan terhadap varian baru.

"Tubuh kita menghasilkan seluruh antibodi yang berbeda sebagai respons terhadap vaksin."

CEO Pfizer, Albert Bourla mengungkapkan, mempersiapkan vaksin tersebut bisa membutuhkan waktu kurang dari 100 hari. Durasinya kurang lebih sekitar tiga bulan.

"Saya pikir vaksin kami saat ini akan bertahan sampai batas tertentu dengan varian baru ini," kata Dr Syra Madad dari Belfer Center for Science and International Affairs.

Varian baru ini disebut mungkin bisa mengurangi efektivitas vaksin beberapa tingkat. Tetapi itu belum terlihat.

"Lagi pula, vaksin saat ini, bersama dengan booster tetap dapat memberikan tingkat perlindungan yang baik," tambah dia.

Menanggapi hal itu, Dr Leong juga setuju, rejimen vaksin tiga dosis kemungkinan akan melindungi dari akibat yang parah dari infeksi Omicron.

Sayangnya, banyak negara masih memiliki tingkat vaksinasi yang rendah.

"Omicron bisa mengancam seluruh dunia dengan lonjakan kasus yang tiba-tiba dan sistem perawatan kesehatan dapat kewalahan, bahkan jika hanya 1-2 persen dari kasus berakhir di rumah sakit," ungkap dia.

Seperti yang telah diberitakan, varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan ditetapkan sebagai varian yang mengkhawatirkan oleh WHO pada minggu lalu.

Sejak saat itu, varian Omicron dilaporkan telah masuk ke beberapa negara, termasuk Hong Kong, Belanda dan Portugal.

Dengan kondisi ini, Dr Leong mengatakan, siapa pun harus terus menggencarkan proses vaksinasi, menjaga jarak, memakai masker, serta mengikuti protokol kesehatan lainnya sebagai pencegahan transmisi virus. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co