GenPI.co - Huru-hara besar terjadi di Khazakstan akibat protes nasional atas kenaikan bahan bakar yang berimbas pada pengunduran kabinet negara itu pada Rabu (5/1).
Kazakhstan sendiri menjadi perbincangan di Indonesia lantaran dijadwalkan menjadi negara tujuan studi banding panitia khusus RUU Ibu Kota Negara (IKN)
Protes memanas pada Selasa (4/1) malam ketika polisi menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk mengusir ratusan pengunjuk rasa keluar dari alun-alun utama di Almaty, kota terbesar di bekas republik Soviet itu
Bentrokan kembali terjadi pada Rabu setelah Presiden Kassym-Jomart Tokayev menerima pengunduran diri kabinet negara itu.
Seorang koresponden Reuters melihat ribuan pengunjuk rasa mendesak maju menuju pusat kota Almaty.
Banyak pengunjuk rasa dengan truk besar, setelah pasukan keamanan gagal membubarkan mereka dengan gas air mata dan granat flashbang.
Atameken, kelompok lobi bisnis Kazakhstan, mengatakan anggotanya melaporkan kasus serangan terhadap bank, toko, dan restoran.
Kazakhstan sendiri adalah negara yang dikontrol ketat yang memupuk citra stabilitas politik. Hal itu membuatnya menarik ratusan miliar dolar investasi asing di industri minyak dan logamnya selama tiga dekade kemerdekaan.
Otoritas kota mendesak warga untuk tinggal di rumah, mengatakan bahwa operasi penegakan hukum terus berlanjut.
Protes dimulai setelah pemerintah mencabut kontrol harga pada bahan bakar gas cair pada awal tahun.
Banyak orang Kazakhstan memodifikasi mobil mereka menggunakan LPG karena biayanya yang rendah.
Berbicara kepada penjabat anggota kabinet, presiden Tokayev memerintahkan mereka dan gubernur provinsi untuk mengembalikan kontrol harga pada LPG, dan memperluasnya ke bensin, solar, dan barang-barang konsumen "penting secara sosial" lainnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News